Sebentar Lagi Mengudara, Ini Cara Kerja Satelit Internet SATRIA-1

pada 2 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id— Menjelang peluncuran Satelit Indonesia Raya atau SATRIA-1 yang dijadwalkan pada hari Senin, 19 Juni 2023 pada pukul 5 pagi WIB.

Satelit ini digadang-gadang menjadi satelit paling besar di Asia, bahkan menjadi satelit paling besar ke-5 di dunia. 

Satelit yang sudah direncanakan semenjak 2019 lalu ini dirancang sebagai Broadband Satellite untuk memberikan layanan akses internet cepat.

SATRIA-1 ini jadi menjadi solusi pemerintah untuk melengkapi jangkauan BTS 4G dan Jaringan Kabel Serat Optik Palapa Ring. Sebelumnya, pemerintah meminjam kapasitas internet satelit dari lima perusahaan.

Layanan internet yang dihasilkan dari satelit ini akan menjangkau titik layanan publik pendidikan, kesehatan dan pemerintahan yang belum terjangkau jaringan kabel serat optik atau Base Tranceiver Station (BTS). 

 

 

Kehadiran teknologi ini cocok untuk kantor pemerintahan dan sekolah yang ada di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) agar mendapat jaringan internet lebih cepat.

Operasional SATRIA-1 didukung 1 stasiun bumi atau Gateway, yang terletak di beberapa kota di Indonesia. 

Antara lain di Cikarang, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura.  

Direktur Utama PT SNT, Adi Rahman Adiwoso menjelaskan kalau Gateway Cikarang akan menjadi lokasi Stasiun Pusat Pengendali Satelit Primer dan Network Operation Control.

SATRIA-1 memiliki kapasitas yang cukup besar yaitu 150 Gbps yang akan memberikan akses internet di 150.000 titik layanan publik.

Dengan total kapasitas ini, setiap titik layanan akan mendapatkan kapasitas dengan kecepatan sampai 1 Mbps.

Lalu, bagaimana cara kerja dari satelit ini?

SATRIA-1 mampu memberikan layanan akses internet secara langsung atau Direct to Home (DTH). 

Dalam case saat ini, nantinya satelit bisa menghadirkan jaringan langsung ke lokasi kantor pelayanan publik tanpa bantuan BTS.

Akses internet ini langsung diterima melalui V-SAT, yang mana VSAT atau Very Small Aperture Terminal ini diperlukan untuk menggunakan akses internet dari satelit.

Kominfo mengklaim kalau perangkat internet berbasis satelit relatif memiliki jaringan lebih cepat dibanding dengan dengan pembangunan BTS atau jaringan kabel serat optik.

 

 

VSAT juga diibaratkan sebagai antena parabola kecil yang menggunakan satelit untuk jalur komunikasi atau terminal telekomunikasi satelit. 

Umumnya Antena VSAT berdiameter antara 0,6 dan 2,4 meter. Namun ada juga antena VSAT besar dengan panjang 3 s.d. 6 meter. 

Cakupan wilayah yang terjangkau oleh satelit ini akan sangat luas berkat operasi transmisi layanan SATRIA-1 yang dilakukan lewat udara.

Wilayah tersebut antara lain melewati Sabang sampai Merauke, dan dari Miangas sampai Pulau Rote, artinya keseluruhan wilayah Indonesia akan tercakup oleh layanan internet dari satelit ini. 

Cakupan layanan yang luas ini juga akan mengatasi hambatan geografis seperti daratan, gunung, bukit, lembah dan ngarai.

Bagi masyarakat Indonesia yang hendak menyaksikan peluncuran ini, kalian bisa menyaksikannya lewat akun YouTube resmi Kemenkominfo.

Hingga saat ini, prediksi peluncuran dari SpaceX masih dalam kondisi yang direncanakan dan bisa diluncurkan pada tanggal 18 Juni 2023 pukul 18:02 waktu Florida atau Senin, (19/06) pukul 5 pagi WIB.