Sederet Startup yang Bertahan dan Berpeluang saat Pandemi Covid-19

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Ilustrasi. (Foto: Freepik)

Uzone.id- Pandemi Covid-19 terus berdampak pada hampir setiap sisi kehidupan banyak orang. Namun, situasi sulit ini juga mendatangkan peluang bagi beberapa startup. Bahkan ada beberapa startup yang masih mampu bertahan hidup, sementara yang lain telah mati.

Dalam wawancara khusus denganUzone.id, Pendiri Dailysocial.id Rama Mamuaya menyampaikan beberapa startup yang bertahan saat pandemi Covid-19. “Pertama digital transformation, proses-proses tradisional dan konvensional yang diubah menjadi digital. Toko menjadi e-commerce, customer service menjadi chatbot, bank menjadi digital bank, pekerja pabrik diganti robot, dan lainnya,” ujar Rama.

Kedua, startup-startup yang bergerak di bidang digital productivity. Ini dimaksudkan untuk perusahaan-perusahaan yang membantu perusahaan lain bisa optimal bekerja menggunakan teknologi, seperti Zoom, Slack, Gmail, Dropbox, Asana, dan lainnya.
“Lalu digital entertainment, karena market terkunci di rumah, butuh banyak hiburan untuk tetap bisa enjoy meskipun di rumah, seperti games, VR, Netflix, dan lainnya,” ungkap Rama.

Baca juga:Startup Travel Paling Terdampak Corona, Bagaimana Bangkitnya?

Sejalan dengan itu, Forbes juga mengungkapkan beberapa startup yang memiliki peluang jangka panjang akibat pandemi Covid-19. Beberapa startup yang dimaksud, yaitu yang bergerak di jasa pengiriman, aplikasi jarak jauh, layanan kebugaran jarak jauh, kemanan siber, e-commerce, dan entertainment.

“Perusahaan-perusahaan besar telah lahir saat ini. Pandemi ini juga akan memunculkan beberapa startup yang luar biasa dan sejumlah produk dan layanan baru,” tulis Forbes.

Belum lama ini, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro juga mengungkapkan ada sepuluh tren teknologi yang menjadi peluang baru bagi startup Indonesia dalam tatanan baru kehidupan atau new normal selama maupun sesudah wabah Covid-19. Demikian yang tertulis dalam siaran pers Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) yang dimuat di situs ristekbrin.go.id.

Baca juga:‘Rahasia Dapur’ Tokopedia, dari Marketplace jadi Perusahaan Teknologi Indonesia

Sepuluh tren teknologi ini tidak hanya akan terjadi selama masa darurat wabah Covid-19 namun diperkirakan menjadi masa depan baru atau new future bagi Indonesia dan dunia.
“Sepuluh tren ini jangan kita lihat sebagai darurat, justru harus kita lihat sebagai the new normal atau the new future karena ini adalah bagian dari Revolusi Industri Keempat,” ungkap Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro.

Sepuluh tren teknologi dalam new normal ini mencakup belanja daring, pembayaran digital, teleworking (work from home), telemedicine, tele-education and training, hiburan daring, rantai pasokan atau supply chain 4.0, 3D printing, robot dan drone, serta teknologi 5G dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).