Sejahterakan Lansia Lewat Koperasi

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Penurunan kondisi ekonomi saat umur senja, menjadi masalah umum kalangan lanjut usia di Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya menyejahterakan bahkan memuliakan kalangan lansia. Salah satu yang dianggap efektif adalah menjadikan koperasi sebagai tempat mereka berkarya sekaligus mempertahankan kondisi ekonomi.

Hal tersebut diungkapkan Mantan Gubernur Jawa Barat sekaligus Ketua Lembaga Lanjut Usia (LLI) Jawa Barat, HR Nuriana dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Lansia Sejahtera (Koplantera) Jawa Barat di Pangandaran, Selasa, 14 Maret 2017.

"Secara umum, masalah lansia itu penurunan kondisi fisik, kondisi psikis, dan sosial ekonomi. Yang namanya sudah pensiun kan hanya dapat gaji pokok tanpa tunjangan apa-apa. Yang tidak punya pensiun lebih berkurang lagi pendapatannya,” kata Nuriana kepada “PR”.

Oleh karena itu, kata Nuriana, beruntung para lansia di Jawa Barat sudah memiliki Koplantera. Koplantera merupakan koperasi khusus untuk warga di atas 60 tahun. Karena tujuannya menjaga produktivitas dan kondisi ekonomi kalangan lansia, Koplantera bukan merupakan koperasi simpan pinjam, namun lebih pada pemasaran produk hasil karya para lansia.

“Saat ini ada 250 anggota Koplantera yang tersebar di seluruh Jawa Barat. Tapi kalau bicara potensi anggota, di Jawa Barat itu jumlah lansia kan mencapai 4 juta jiwa,” kata Ketua Koplantera Jawa Barat, Mustopa Djamaludin.

Meski semua awak Koplantera berusia lanjut, ternyata koperasi ini bisa berkembang pesat dalam lima tahun pembentukannya. Dengan modal awal Rp 32 juta, saat ini nilai modal tersebut sudah bisa tergandakan lebih dari empat kali lipat.

Mustopa yang juga Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Wilayah Jawa Barat mengungkapkan, jika dibandingkan dengan koperasi-koperasi lain di provinsi ini, Koplantera terbilang koperasi paling aktif dan memiliki sistem administrasi paling rapi. Padahal koperasi-koperasi lain dikelola oleh kalangan yang berusia jauh lebih muda.

“Tidak ada koperasi lain yang seperti Koplantera. Selain sejahtera, sehat, juga ingin khusnul khotimah. Jadi semua dijalankan dengan baik, jujur, bertanggung jawab,” ujar dia dengan sedikit candaan.

Meski sudah mengalami perkembangan, sejumlah program lanjutan tetap direncanakan. Salah satunya adalah pendirian gerai produk untuk menjadi pusat penjualan hasil karya para lansia di Jawa Barat. Diharapkan, gerai produk tersebut sudah bisa berjalan pada tahun depan.

Untuk sementara Koplantera fokus pada pembenahan kualitas produk-produk itu sendiri. Pasalnya harus diakui, dengan para lansia sebagai produsennya, produk yang dihasilkan sulit jika harus mengejar standar ideal. Namun hal itu bukan mustahil dilakukan. Penyempurnaan dari tahap pembuatan, pengemasan, sampai pemasaran sedang dilakukan.

“Namanya juga lansia, motong pisang atau singkong untuk dibuat keripik, kadang tidak sama ukurannya. Menggoreng kadang gosong sebagian. Tapi sekarang dilakukan penyempurnaan. Kalau di Korea dan Jepang, produk-produk lansia itu bagus-bagus. Soalnya dibimbing oleh pemerintah secara terstruktur dan terus menerus, lalu diberi standar dan banyak yang beli. Di Indonesia belum sampai ke sana, adanya Koplantera juga sudah luar biasa,” ucap Mustopa.***