Selain Bukit Algoritma, Ini Tempat yang Dijadikan Silicon Valley-nya Indonesia

pada 3 tahun lalu - by

 

Uzone.id- Indonesia akan memiliki kawasan berkumpulnya para startup di sebuah tempat bernama Bukit Algoritma.

Bukit Algoritma menempati area 888 hektar mencakup area Cikidang dan Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat.

Indonesia menawarkan investasi kepada para investor luar negeri sebesar 1 miliar euro atau sekitar Rp18 triliun.

Jauh sebelum ada rencana Bukit Algoritma, Indonesia sebetulnya sudah punya tempat berkumpulnya para startup. Ada juga beberapa lokasi yang masih jadi wacana untuk didirikannya area yang mirip dengan Silicon Valley di San Francisco, California, Amerika Serikat, yang jadi tempatnya Google, Facebook, Yahoo, Intel, Apple, eBay, PayPal, Twitter, Netflix, Adobe, Uber hingga Tesla.

Indonesia sendiri telah melahirkan startup dengan kapitalisasi besar seperti Tokopedia, Gojek, Traveloka, Bukalapak, JD.id, dan OVO.

BACA JUGA:Ini Dampak Pembangunan Bukit Algoritma Sukabumi, Silicon Valley-nya Indonesia

1. Lido Bogor

Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo atau akrab disapa Hary Tanoe ketika melakukan diskusi virtual pada 2 Maret 2021 mengatakan bahwa Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata (KEK) Lido, Jawa Barat, akan dibangun pusat data hingga techno park mirip dengan Silicon Valley.

MNC Lido City memiliki luas 3.000 hektar dam alam menjadi kawasan hiburan dan hospitality. Kawasan itu akan didukung oleh pelaku usaha makanan, minuman, hotel, hingga layanan masyarakat lainnya.

Lokasi ini juga akan dibangun fasilitas produksi film luar ruangan, termasuk hotel, perumahan elit, perdesaan, hingga taman. Fasilitas itu akan digunakan sejak pra-produksi hingga pasca-produksi.

Kawasan itu pun akan menyediakan penginapan untuk artis dan kru. Juga akan dibangun sirkuit MotoGP.

2. Solocon Valley Solo

Penggiat startup membentuk komunitas bernama Solocon Valley di kawasan Mipitan, Mojosongo, Jebres, Solo, pada tahun 2015.

Solocon Valley memiliki anggota kurang lebih 150 anggota, yang berasal dari Solo Raya dan sekitarnya. Solocon Valley diharapkan bisa membuat startup hub yang mencakup investment hub, learning hub, dan connection hub, seperti dilansir Kompas.com.

Para anggota di antarannya ada yang membuat kelas programing, bisnis hingga Bahasa Inggris.

3. Slipicon Valley Jakarta

Slipicon Valley merupakan kawasan perkantoran di Slipi, Jakarta Barat, seperti Gedung Wisma Barito Pasicif, Wisma 77 dan gedung lainnya.

Tempat itu dijadikan kantor para startup terkenal di antaranya Traveloka, Tokopedia, Blibli, Rumahku
BerryBenka hingga CekAja.com

Di tempat itu juga terdapat Venture Capitalist (VC) atau modal ventura yang fokus di bidang penyediaan modal bagi startup potensial. Beberapa VC yang berkantor di Slipicon Valley yaitu CyberAgent Ventures dan PT. Global Digital Prima.

4. Teknopolis Bandung

Istilah Teknopolis untuk kawasan Gedebage dicetuskan oleh Ridwan Kamil, yang saat itu masih menjabat Wali Kota Bandung.

Istilah Teknopolis merujuk pada konsep penataan ruang secara tematik yang menjadikan Gedebage sebagai pusat pengembangan bisnis dan industri berbasis teknologi tinggi.

Istilah tersebut bahkan tercantum dalam beberapa dokumen resmi Pemkot, mulai dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2013-2018 hingga Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2015 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Pengaturan Zonasi (RDTR dan PZ).

Namun, di bawah kepemimpinan Oded M. Danial, RPJMD Kota Bandung 2018-2023 tidak lagi mencantumkan istilah Teknopolis.

Gedebage disebut sebagai Pengembangan Pusat Kota (PPK) II. PPK I adalah Alun-alun sebagai pusat

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan (Bappelitbang) Kota Bandung Ahyani Raksanagara, pada 3 Desember 2019 mengatakan bahwa kawasan Gedebage bakal dikembangkan bukan sebagai pusat industri dan bisnis manufaktur yang bersifat padat karya. Hal yang didorong adalah pengembangan industri berbasis teknologi tinggi.

5. Silicon Valley Medan

PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) akan membangun kawasan mirip Silicon Valley di Medan, Sumatera Utara.

Direktur BSDE Hermawan Wijaya berbicara di forum Public Expose Marathon yang perdana, di Aula Universitas Pelita Harapan, Medan, pada 1 Agustus 2017 bahwa rencana itu merupakan proyek jangka panjang korporasi.

"Area yang akan kami kembangkan untuk "Silicon Valley" ini sekitar 29 hektare dan lokasinya dekat dengan Green Office Park kami,” kata Hermawan.

Kawasan tersebut nantinya lebih luas dari Green Office Park BSD yang hanya memakan lahan 25 hektare.

Rencana pembangunan kawasan ini berawal dari perkembangan industri startup di Tanah Air dan secara global.

Hermawan saat itu mengungkapkan jika BSDE sudah berdiskusi dengan Apple yang berminat untuk membuat riset dan pengembangan di Indonesia.

Hal itu dilakukan karena menjadi persyaratan dari Pemerintah kepada Apple untuk mengoperasikan kantor di Indonesia dan memiliki konten dalam negeri.

6. Cyber Park Center Sulawesi Utara

Sulawesi Utara jadi tempat lintasan kabel bawah laut yang menghubungkan akses internet antara Indonesia dengan Amerika Utara.

Hal itu membuat Sulawesi Utara ingin membangun Pusat Kawasan Teknologi Informasi dan Data Center atau Cyber Park Center (CPC).

Di CPC akan dibangun cyber building untuk data center dan di sekitarnya akan disiapkan fasilitas penunjang seperti perkantoran bisnis startup dengan fasilitas terlengkap.

Sementara para programmer, inventor, innovator, dan semua pekerja IT akan diberi fasilitas seperti apatermen, ruang kerja, tempat hiburan dan laboratorium IT yang canggih, dan terutama jaminan koneksi internet tercepat dan stabil selama 24 jam.

7. Silicon Bali

Bali berpotensi jadi Silicon Valley bagi para pengusaha startup internasional karena biaya operasional yang lebih murah dibandingkan tempat lain di luar negeri.

Ketua Yayasan STIMIK Primkara Made Artana mengatakan bahwa banyak startup luar negeri menjadikan Bali sebagai markas kedua setelah Silicon Valey.

Hal itu karena biaya operasional di Silicon Valey yang semakin mahal. Artana membandingkan modal untuk membangun startup di Silicon Valey bisa habis dalam kurun dua bulan, sedangkan di Bali bisa bertahan 2,5 tahun.

Hongkong dan Singapura menurut Arkana juga modal bisa menghabiskan modal dalam waktu 12 bulan, seperti dilansir dariBisnis.

Beberapa startup yang menjalankan bisnis di Bali termasuk Hubud coworking space. Menurut Arkana, perusahaan startupbanyak yang memlih kawasan Ubud, Canggu, dan Sanur.

8. KORIDOR co-working Space Surabaya

KORIDOR co-working Space hadir di Surabaya untuk berkumpulkan para startup dan bisa menampung ide-ide kreatif dari warga Surabaya.

Tempat yang digadang-gadang jadi Silicon Valley-nya Surabaya ini menempati lantai tiga Gedung Siola.

KORIDOR co-working Space telah diresmikan Wali Kota Tri Rismaharini dengan mengusung konsep ruang kerja bersama bagi anak muda dan orang-orang pegiat startup digital di kota pahlawan.

Risma, yang kini mejadi Menteri Sosial, mendapat inspirasi saat berada di Berlin, Hamburg, dan New York.

Di kota-kota tersebut, pemerintah memberikan fasilitas kepada anak-anak muda untuk berkarya secara kolektif.

KORIDOR co-working space juga diproyeksi akan menjadi Silicon Valley di Indonesia. Selain saling bertukar ide, KORIDOR juga menyediakan fasilitas pelatihan langsung oleh instruktur dari Google. Dengan demikian akan merangsang pertumbuhan startup di kota Surabaya.

VIDEO 5 Hal yang Paling Gue Suka dari Samsung Galaxy A72