Selain Mega Mendung, Kenali 8 Motif Batik Populer ini
Uzone.id-- Selamat Hari Batik Nasional! Setiap tanggal 2 Oktober warga Indonesia kompak mengenakan pakaian batik saat beraktivitas, tentunya dengan motif yang bervariasi.
Warisan budaya Indonesia yang sudah diakui oleh The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) ini memang unik. Mulai dari cara pembuatan batik tulis yang memakan waktu panjang dan ketelitian, motif yang dihasilkan pun beraneka ragam.
Saking beragamnya, nyaris mustahil “kembaran nggak sengaja” dengan teman atau bahkan orang lain saat berpapasan saat mengenakan batik.
Seiring berkembangnya zaman, motif batik semakin banyak. Salah satunya Mega Mendung asal Cirebon yang begitu populer. Motif mendung di langit mega dengan warna cerah selalu dipercaya memberi kesan mewah dan cocok dipakai oleh orang tua hingga anak muda.
(batik.or.id)
Selain Mega Mendung yang sering diperbincangkan, ada pula sejumlah motif yang nggak kalah populer dan bagusnya, lho. Apa saja, ya?
1. Batik Keraton (Yogyakarta)
(Wekomu.com)
Sesuai namanya, motif satu ini berasal dari budaya Jawa yang kental dengan sistem kekeratonan dan kesultanannya. Motif ini dulunya cuma boleh dikenakan oleh warga keraton, tapi sekarang sudah boleh dipakai oleh semua orang.
Batik Keraton diyakini melambangkan kebijaksanaan, kearifan, dan karisma raja-raja Jawa. Ciri Batik Keraton adalah motif bunga simetris atau sayap burung. Mengutip situsGoodNewsFromIndonesia, motif ini nggak cuma digemari oleh warga Indonesia, namun juga orang luar negeri.
2. Parang (Jawa)
(infobatik.id)
Siapa yang nggak pernah lihat motif batik satu ini? Motif Parang populer banget. “Parang” berasal dari kata pereng atau miring, nggak heran bentuk motifnya seperti huruf “S” miring berombak dan memanjang.
Motif Parang tersebar di seluruh Pulau Jawa, mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. Motif ini juga memiliki sejumlah aksen yang berbeda, seperti Parang Rusak, Parang Baron, Parang Slobog, dan Parang Klisik.
3. Priangan (Tasikmalaya)
(nfobatik.id)
Kalau diperhatikan, motif ini mengusung bentuk yang menyerupai tumbuhan yang digambar dengan rapi dan simetris. Motif Priangan juga dapat memberi kesan elegan dengan kerapian dan coraknya. Motif ini sering dikenakan dalam berbagai acara.
4. Batik Sogan (Solo)
(Pinterest/Moh Marzuqi)
Motif ini sudah ada sejak zaman nenek moyang orang Jawa beberapa abad lalu dan dipakai oleh keraton kesultanan Solo. Batik Slogan didominasi oleh warna cokelat dengan motif khas seperti bunga dan aksen titik-titik atau lengkungan garis.
5. Batik Gentongan (Madura)
(goodnewsfromindonesia.id)
Sekilas tampak lebih ceria dengan paduan warna yang beragam sepert kuning, hijau, merah dan ungu. Batik Gentongan ini secara umum mengusung motif abstrak sederhana, tanaman, atau kombinasi dari keduanya.
6. Batik Tujuh Rupa (Pekalongan)
(infobatik.id)
Motif ini kental dengan nuansa alam dengan motif gambar hewan atau tumbuhan yang diambil dari campuran kebudayaan lokal dan etnis China. Alasannya sederhana, Pekalongan dulunya menjadi tempat transit para pedagang dari berbagai negara. Hal ini yang mendorong adanya akulturasi budaya dan membuat motif Batik Tujuh Rupa sangat khas.
7. Batik Simbut (Banten)
(Pinterest/web~art)
Gambar motif ini menyerupai daun talas. Batik Simbut sering dianggap motif paling sederhana, karena ‘hanya’ menyusun dan merapikan satu jenis motif saja di atas kain.
Motif Simbut berasal dari suku Badui yang kental dengan peradaban lama. Seiring berjalannya waktu, suku Badui sudah mulai menerima modernisasi dan mengembangkan batik ini di pesisir Banten, sehingga motif ini juga dikenal dengan nama Batik Banten.
8. Pring Sedapur (Magetan)
(kainusa.id)
Motif yang diaplikasikan di sini adalah motif bambu dengan aksen bunga. Batik Pring juga kerap dianggap batik sederhana namun tetap elegan dan sarat filosofi. Bambu ataupringdimaknai membawa ketentraman, kerukunan, dan keteduhan.