Seperti Lagu Slank, Petani Indonesia Bakal Punya Mobil
Uzone.id- "Pak tani bajak sawah pakai traktor, kerja rutin ngontorl ladang, numpak Harley. Hitung laba beras pakai komputer, kirim hasil panen pakai helikopter"
"Kapan-kapan, semua itu akan terjadi, seratus tahun lagi, mungkin.."
Ya, itu merupakan penggalan salah satu lagu Slank 'Pak Tani' yang dirilis tahun 1995, hampir dua dekade yang lalu.
Slank memprediksi, kondisi para petani di Indonesia gak bakal sejahtera. Jangankan pakai helikopter, punya mobil aja dianggap mimpi yang baru akan kejadian seratus tahun kedepan.
Namun, prediksi Slank sepertinya meleset. Gak perlu waktu sampai seratus tahun, para petani di Indonesia akan segera punya mobil.
Semuanya berkat AmmDes, alias Alat Mekanis Multiguna Pedesaan. Meski dari namanya hanya alat, namun wujudnya benar-benar sah disebut sebagai mobil.
AmmDes merupakan garapan pemerintah, melalui kolaborasi Astra bersama dengan Kiat Motor. Itu tuh, perusahaan asal Solo yang pernah membuat mobil Esemka.
Seperti namanya, AmmDes dirancang untuk masyarakat daerah, khususnya para tani akan lebih produktif dalam memproduksi, dengan bantuan AmmDes.
Presiden Jokowi pun sudah meresmikannya saat pameran GIIAS 2018 lalu. Ammdes akan dikelola oleh dua pihak, Astra dan Kiat Mahesa.
"Astra akan jadi distributornya, sementara Kiat akan menjadi manufakturingnya, pabrikanya sudah ada dua lokasi," ujar Rio Sanggau, Presiden Direktur Kiat Mahesa Wintor Indonesia.
Tampangnya sih keren gaes, macamnya mobil-mobil perang. Mungkin karena AmmDes memang ditujukan untuk kawasan di daerah, yang kondisi muka jalannya gak selalu aspal.
Mobil ini sendiri berjenis pikap yang bak belakangnya bisa dicustom untuk mendukung produktifitas para petani.
"Harganya sekitar Rp 70 jutaan, dan sekarang kita lagi siapkan regulasinya, termasuk penyediaan STNK, karena kan ini juga digunakan di jalan raya," tambah Rio.
Meski banderolnya sebenarnya terlalu mahal untuk masyarakat desa, namun mimpi mereka untuk punya alat produksi sendiri, terutama mobil multiguna bakal kesampaian.
Namun, respon dari mobil ini sudah lumayan. Sejak diluncurkan di GIIAS 2018 lalu, katanya sudah ada yang pesan sampai 1.000 unit.
Sayangnya, pemesan datang dari luar negeri, yakni untuk para petani di Bangladesh.
Beberapa waktu lalu, 1.000 unit AmmDes sudah dipesan untuk diterbangkan menuju Bangladesh.
"Iya, sudah ada yang pesan 1.000 unit untuk dikirim ke Bangladesh kemarin. Nanti unitnya akan diproduksi di dua pabrik yang ada di Citeureup dan Klaten," ujar Sukiat, Presiden Komisaris KNWI dan KNWD.
Di dua pabrik tersebut, 35 ribu unit AmmDes siap diproduksi, yang rencananya akan dimulai awal tahun depan.
Setidaknya, munculnya AmmDes sudah jauh lebih baik, karena Indonesia akhirnya punya mobil nasional yang sudah masuk skala industri.
Meksi memang, untuk bersaing dengan para pabrikan raksasa dari luar negeri yang sudah puluhan tahun mapan di Tanah Air, sangat-sangat sulit.
Itu kenapa, segmen pedesaan yang dipilih untuk dikembangkan, agar AmmDes tidak harus bersaing langsung dengan mobil-mobil mainstream.
Dan mimpi para petani untuk bisa punya mobil, sekali lagi, bisa segera terwujud. Itu pun kalau memang benar, para petani butuh mobil..