Serangan Jantung Lebih Berbahaya Saat Terjadi di Akhir Pekan

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa lelaki muda lebih mungkin meninggal akibat serangan jantung saat akhir pekan daripada perempuan.

Penelitian tersebut 'terbukti' ketika pada Minggu, 4 Maret 2018 kemarin kapten Fiorentina, Davide Astori, meninggal di usia 31 tahun karena serangan jantung mendadak.

Menurut penelitian dari Universitas Milan tersebut, lelaki muda Italia lebih rentan terhadap 'efek akhir pekan', dengan risiko 15 persen lebih tinggi dibanding perempuan yang hanya 11 persen.

Kata peneliti, ini bisa jadi karena pasien yang dirawat di akhir pekan harus menunggu lebih lama untuk mendapatkan pelayanan reperfusi dan membuka arteri yang tersumbat untuk mengembalikan aliran darah.

"Ini biasanya adalah sindrom koroner akut pertama mereka dan mereka tidak menerima aspirin, obat untuk menurunkan kadar kolesterol, atau obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah. Hal ini dapat membuat mereka lebih rentan," kata pemimpin penelitian, Giovanni Malanchini.

Risiko kematian akibat jantung saat akhir pekan juga semakin tinggi seiring semakin mudanya usia pasien.

Pasien di bawah usia 45 tahun memiliki risiko kematian lebih dari dua kali lipat pada akhir pekan, sementara pasien berusia di atas 75 tahun memiliki risiko sebesar lima persen.

"Ini adalah temuan baru, bahwa pasien serangan jantung yang lebih muda sangat rentan terhadap kematian terkait dengan serangan di akhir pekan," kata Federico Lombardi, Profesor di universitas tersebut.

Penelitian tersebut dipresentasikan pada kongres tahunan Acute Cardiovascular Care 2018 di Milan. Hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa risiko kematian akan lebih tinggi 13 persen saat pasien dirawat pada akhir pekan dibandingkan saat hari kerja.