Siap Sambut Inovasi 'Smart Manufacturing' di Ericsson Hackathon 2024

pada 2 bulan lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id -Sebentar lagi, kompetisiEricsson Hackathon 2024bakal digelar di Indonesia. Gelaran ini merupakan kolaborasi antara Ericsson, Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Pusat Industri Digitalisasi Indonesia (PIDI 4.0), Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Innovation & Learning Centers, Swiss German University, dan KORIKA.

“Kenapa Ericsson melakukan ini? Kami mendorong pengembangan talenta digital di sini, sejalan dengan visi 2045 dari pemerintah Indonesia,” ujar Krishna Patil, President Director of Ericsson Indonesia, dalam pembukaan Ericsson Hackathon 2024, di Jakarta, Rabu (23/10).

“Apa sebenarnya Hackathon 2024? Ini mempertemukan berbagai macam orang, pengembang, desainer, dan profesional yang berbeda, lalu mencoba melihat dalam kerangka waktu yang terbatas, apa yang akan dikembangkan, dan umumnya produk hackathon atau hasil dari produk tersebut adalah hasil dari prototipe,” jelasnya kembali.

 

 

Lebih lanjut menurut Krishna, fokus dari Ericsson Hackathon 2024 ini adalahsmart manufacturing, sebuah pendekatan yang mengintegrasikan teknologi canggih seperti IoT, analisisbig data,robotics,dan AI untuk mengoptimalkan proses manufaktur serta memungkinkan pengambilan keputusan berbasis data. 

Nantinya, para peserta akan memanfaatkan kekuatan kecerdasan buatan (AI) dan inovasi 5G dari Ericsson untuk menghasilkan ide-ide inovatif yang dapat meningkatkan otomatisasi, pemeliharaan prediktif,quality control, dan manajemen rantai pasokan di bidang manufaktur.

“Ini bisa jadi cikal bakal tumbuhnyastartupdan akhirnya banyak dari mereka akan menjadiunicorn,” sambung Krishna.

President Director of Ericsson Indonesia, Krishna Patil

Di kesempatan yang sama, Mareta Pratiwi selaku Ketua Sekretariat PIDI 4.0 mengatakan, Hackathon 2024 yang diselenggarakan Ericsson telah menawarkan kesempatan bagi peserta untuk menuangkan kreativitas dan keahlian teknis untuk mengatasi tantangan di industri manufaktur. 

Menurutnya, Ericsson Hackathon 2024 dapat menjadi jawaban atas tantangan yang dihadapi dari beberapa kebutuhan di era Revolusi Industri 4.0, dimana teknologi baru seperti AI, IoT, hingga jaringan 5G dapat menciptakan peluang yang baru. 

“Tantangannya untuk bisa mengaplikasikan teknologi baru itu untuk diaplikasikan ke industri manufaktur, menjadi latar belakang hackathon 2024 ini dilaksanakan,” terang Mareta.

Ericsson telah membuka pendaftaran Hackathon 2024 melalui situs resminya,https://events.foryou.ericsson.com/indonesia-hackathon. Pendaftaran akan ditutup pada 31 Oktober 2024, dimana acara puncaknya digelar pada 28 November 2024. 

“Ericsson Hackathon 2024 merupakan rangkaian acara sebenarnya. Di hari pertama ada beberapa acara tambahan, sepertionline monitoring,submissiondariuse casepara peserta, sampai kemudian 27-28 November itu final dan pengumuman pemenang. Ada juri yang akan menilai dari para peserta,” ujar Ronni.

Adapun, Ericsson Hackathon 2024 ini akan memberikan hadian senilai Rp50 juta untuk para pemenang. Seperti kata Ronni, pemenang akan dinilai oleh para juri terkemuka berdasarkan kriteria teknis, bisnis, dan desain. 

 

 

Kriteria bisnis mencakup faktor-faktor seperti identifikasi masalah, solusi yang ditawarkan, dan kecocokan dengan pasar, sementara rencana implementasi mencakup rencana terperinci untuk potensi pasar, kelayakan finansial, dan strategi implementasi. 

Kriteria teknis mencakup aspek-aspek seperti kebersihan dan kompleksitas kode, pemahaman dan pemanfaatan teknologi, kemudian fungsionalitas, ketahanan, dan produk akhir. Sementara kriteria desain mencakup aspek-aspek seperti alasan desain, estetika dan UX serta kreativitas solusi.

Harapannya kata Ronni, solusi yang tercipta dari hackathon 2024 tidak selesai begitu saja. Justru, ini menjadi langkah pertama agar industri akhirnya mengenali, bahwa solusi yang diciptakan bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi mereka. 

“Jangan sampai di Hackathon selesai, tidak. Kita harapannya, use case itu betul dimanfaatkan. Kita harapkan ini adalah pilot atau step pertama, menuju continuous activity. Harapannya, industri itu mengenali, bahwa ini bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan di industri masing-masing,” pungkasnya.