Siapa Bilang 'Vaping' Lebih Aman?

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Vaping atau vapeyang sedang digandrungi masyarakat, terutama anak muda di perkotaan, merupakan rokok elektrik generasi keempat. Tidak seperti rokok konvensional yang mengeluarkan asap,vapemenghasilkan uap berwarna putih.Vapebiasanya memiliki berbagai varian rasa sehingga disukai konsumen.

Lantas, benarkahvapelebih aman bagi kesehatan ketimbang rokok biasa? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkategorikanvapesebagai electronic nicotine delivery system (ENDS), sejenis peralatan yang biasa digunakan untuk mengantarkan nikotin—zat yang juga terdapat dalam rokok konvensional—ke dalam tubuh pengguna.

Di sinilah letak persoalannya. Dokter spesialis paru Agus Dwi Santoso mengatakanvapetetap menggunakan nikotin, maka tingkat bahayanya tidak jauh berbeda dengan rokok konvensional. Agus menjelaskan, nikotin merupakan zat yang bisa menyebabkan ketagihan dan membuat rasa nyaman. Dalam jangka panjang, nikotin berpotensi menyebabkan penggumpalan di pembuluh darah.  

“Inilah yang menyebabkan berbagai penyakit, seperti jantung koroner, stroke, impotensi pada laki-laki, hingga infertilitas pada perempuan,” tuturnya. Agus menambahkan, penggunaanvapesecara terus-menerus akan menyebabkan risiko yang sama dengan konsumsi rokok konvensional. 

Selain persoalan nikotin,vapejuga berbahaya karena cairannya bisa diisi ulang dengan berbagai rasa sehingga lebih menarik bagi konsumen. Menurut Agus, potensi bahaya akibat cairan yang mengandung pengawet dan bahan kimia padavapeini sangat besar. Cairan tersebut biasanya mengandung karsinogen, yang ditengarai bisa menyebabkan kanker. 

Agus menjelaskan, rokok elektrik ini memang tidak mengandung tar seperti rokok konvensional. Namun keberadaan zat karsinogen ini sudah cukup berbahaya bagi tubuh.

Agus menambahkan, beberapa negara Eropa saat ini sudah mengawasi dengan ketat keberadaanvape. Sebab, beberapa penelitian terbaru di Eropa menemukan bahwa terdapat indikasi cairanvapediisi dengan narkoba. 

Risiko tersebut harus diwaspadai karena di Indonesia belum terdapat aturan yang jelas mengenaivape. Aspek lain yang patut diwaspadai adalah keberadaan partikel uap yang dihirup saat mengkonsumsivape. “Uap air memiliki partikel yang jauh lebih kecil dari asap sehingga sangat mudah masuk ke saluran napas,” ujarnya,

Agus menjelaskan, uap yang dihasilkanvapebiasanya mengandung radikal bebas yang bisa menyebabkan berbagai keluhan saluran napas. Keluhan itu dari iritasi, tenggorokan terasa perih, hingga potensi asma atau kanker paru dalam jangka panjang.

Ia juga menuturkan kandungan nikotin dalamvapememang lebih rendah daripada rokok konvensional. Namun, dalam hal ini, tidak ada istilah mana yang lebih aman. Rokok konvensional maupun rokok elektrik generasi keempat ini sama-sama memiliki risiko tinggi yang sudah seharusnya dihindari.

BISNIS

Artikel lain:
Ganja Merusak Kesehatan Bukan Sekadar Mitos
Otak Kiri dan Otak Kanan, Lebih Penting Mana?
Mendeteksi Sehat atau Sakit dari Berkemih dan Wujud Urine

 

 

Berita Terkait: