Siklon Tropis Cempaka Telan Korban Jiwa di Yogyakarta

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta mengungkapkan bahwa terdapat empat korban jiwa akibat dampak siklon tropis Cempaka.

Berdasarkan rilis yang diterimaCNNIndonesia.com, angin kencang menyebabkan pohon tumbang di 106 titik. Kejadian itu terjadi di wilayah Kota Yogyakarta sebanyak 2 titik, Kabupaten Bantul 67 titik, Kabupaten Kulon Progo 12 titik, Kabupaten Gunungkidul 8 titik, dan Kabupaten Sleman 17 titik.

Tumbangnya ratusan pohon itu menimpa rumah, kendaraan, jaringan listrik dan fasilitas umum, serta menutup akses jalan.

“Satu pengendara tertimpa pohon, luka-luka dan dirujuk ke rumah sakit,” tulis rilis tersebut.


Tak hanya itu, siklon tropis Cempaka juga menyebabkan longsor di 73 titik. Longsor tersebar di wilayah Kabupaten Bantul sebanyak 44 titik, Kabupaten Kulon Progo 10 titik, Kabupaten Gunungkidul 6 titik, Kabupaten Sleman 7 titik, dan Kota Yogyakarta 6 titik.

Longsor tersebut menimpa rumah, menutup akses jalan, dan menjebol tembok masjid sebuah pondok pesantren.

“Korban terdiri dari tiga santri yang mengalami luka ringan di Kulon Progo, dan empat korban meninggal dunia.”

Sementara, banjir terjadi di 64 titik, di antaranya wilayah Kabupaten Gunungkidul sebanyak 24 titik, Kabupaten Kulon Progo 4 titik, Kabupaten Bantul 31 titik, Kabupaten Sleman 4 titik, dan Kota Yogyakarta 1 titik.

Banjir menyebabkan kerusakan di fasilitas pendidikan, pasar, fasilitas umum, cagar budaya, pemukiman, jembatan, serta putusnya akses jalan.


“Korban Terdampak meliputi 513 kepala keluarga wilayah Gunungkidul, 50 jiwa di Panjatan, Kulon Progo, dan 899 jiwa wilayah Bantul.”

Saat dikonfirmasi olehCNNIndonesia.com, BPBD Provinsi DIY menyebutkan bahwa dari bencana banjir kali ini, untuk wilayah Kabupaten Gunung Kidul terdapat satu korban jiwa dari Gedangsari.

“Untuk [seluruh Provinsi] DIY, korban jiwa ada empat orang. Tiga orang akibat longsor di Kota Yogyakarta dan satu orang akibat banjir di Gunung Kidul,” ujar staf BPBD Provinsi DIY.


Posko Didirikan di Gunung Kidul

Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunung Kidul Ruti Sulastri mengungkapkan bahwa setidaknya 18 kecamatan di Kabupaten Gunung Kidul terendam banjir dan terdapat 50 titik longsor.

Ruti memaparkan, sebagai upaya penanggulangan, BPBD Kabupaten Gunung Kidul mendirikan posko pengungsian di beberapa titik karena rumah warga terendam banjir.

"Saat ini kami mendirikan posko pengungsian di beberapa titik bagi warga yang rumahnya kebanjiran," kata Ruti, melansirAntara, Selasa (28/11).


Meski demikian, Ruti belum merinci lokasi posko pengungsian karena hingga malam ini BPBD masih sibuk mengurusi warga yang rumahnya terendam banjir.

"Kami dibantu tim TRC, tagana, polres dan kodim mengevakuasi warga yang rumahnya terendam banjir dan tanah longsor," ujarnya.

Sementara itu, Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan BPBD Gunung Kidul Sutaryono menuturkan, ada ratusan warga yang harus mengungsi, sedangkan satu warga dinyatakan hilang.


"Pengungsi terbanyak dari Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, yang mencapai 110 jiwa. Sementara Dusun Bojing, Desa Bejiharjo, hingga kini masih terisolasi,” ujarnya.

Sutaryono menambahkan, ”Kemudian di Dusun Bojing, kami belum bisa masuk. Satu-satunya akses jembatannya rusak diterjang banjir. Ada 400 jiwa yang mengungsi ke lokasi lebih tinggi.”

Berita Terkait