Sinabung Erupsi, Tinggi Kolom Abu Capai 7.000 Meter

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Gunung Sinabungdi Kabupaten Karo, Provinsi Sumatra Utara erupsidengan tinggi kolom abu mencapai 7.000 meter di atas puncak (± 9.460 meter di atas permukaan laut). Letusan itu tercatat paling tinggi sejak status Sinabung telah diturunkan dari Awas (level IV) menjadi level Siaga (level III) pada Senin (20/5/2019).

"Telah terjadi erupsi Gunung Sinabung, pukul 16.28 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 7.000 m di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal condong ke arah selatan," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Sinabung Armen, Minggu (9/6).


Armen menyebutkan erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 120 mm dan durasi ± 9 menit 17 detik. Terjadi awan panas ke arah tenggara 3,5 km dan selatan 3 km serta terdengar suara gemuruh sampai ke pos pengamatan Gunung Sinabung.

"Saat ini Gunung Sinabung berada pada Status Level III (Siaga). Meski begitu, kita tetap imbau pengunjung/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius 3 km dari puncak Sinabung, serta radius 5 km untuk sektor selatan-timur, dan 4 km untuk sektor timur-utara," ujarnya.


Jika terjadi hujan abu, Armen mengimbau masyarakat memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik. Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar.

"Masyarakat juga kita imbau mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh," kata dia.

Seperti diketahui, status Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara akhirnya diturunkan dari Status Awas (level IV) menjadi level Siaga (level III), Senin (20/5/2019). Gunung Sinabung terakhir kali meletus hebat pada Senin 19 Februari 2018 dengan tinggi kolom abu mencapai 5.000 meter. Saat itu, besarnya letusan membuat sejumlah desa di Kabupaten Karo gelap gulita akibat tertutup material abu vulkanik.


Dalam letusan tersebut terdengar suara bergemuruh. Tingginya semburan abu vulkanik pada letusan disebut sebagai letusan yang terdahsyat pada 2018. Meski merupakan letusan terdahsyat sepanjang sejarah Sinabung, namun tidak ada korban jiwa dalam erupsi tersebut.

Berita Terkait