Sinyal Perang Dagang Muncul Lagi, Rupiah Kembali Cedera

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Nilai tukarrupiahberada di posisi Rp14.534 per dolarAmerika Serikat(AS) pada perdagangan pasar spot pagi ini, Rabu (28/11). Posisi ini melemah 18 poin atau 0,13 persen dari kemarin sore, Selasa (27/11) di Rp14.515 perdolar AS.

Di kawasan Asia, hanya yen Jepang yang menguat tipis 0,01 persen, sementara dolar Hong Kong stagnan, dan mayoritas mata uang kembali melemah terhadap dolar AS.

Peso Filipina minus 0,3 persen, won Korea Selatan minus 0,18 persen, ringgit Malaysia minus 0,13 persen, dolar Singapura minus 0,07 persen, dan baht Thailand minus 0,05 persen.


Begitu pula dengan mata uang utama negara maju, mayoritas bersandar di zona merah. Dolar Kanada melemah 0,11 persen, poundsterling Inggris minus 0,06 persen, franc Swiss minus 0,05 persen, dan rubel Rusia minus 0,03 persen.

Hanya euro Eropa dan dolar Australia yang berhasil berada di zona hijau, dengan penguatan masing-masing 0,01 persen dan 0,02 persen dari dolar AS.

Analis CSA Research Institute Reza Priyambada memperkirakan pelemahan rupiah akan berlanjut pada hari ini karena sentimen perang dagang antara AS-China kembali lagi.


Pasalnya, Presiden AS Donald Trump kembali menunjukkan tidak akan melunak dengan China terkait penentuan penentuan tarif bea masuk terhadap produk impor Negeri Tirai Bambu.

"Pergerakan dolar AS menunjukkan peningkatan, sehingga cukup menekan pergerakan rupiah, meski level rupiah masih di bawah Rp15.000 per dolar AS, tapi bukan berarti sudah aman dan mungkin kembali melemah," ujarnya, Rabu (28/11).

Sementara itu, sentimen positif dari dalam negeri berupa kenaikan imbal hasil (yield) surat utang dan pernyataan positif dari Bank Indonesia (BI) belum berhasil menopang pergerakan mata uang Garuda.

Berita Terkait