Sistem Kerja Hybrid Yamaha Fazzio Simpel Tapi Nendang
Uzone.id- Pabrikan otomotif semakin hari makin ketat ajanih, dalam dalam menjaga batas emisi mesin kendaraan yang mereka ciptakan.
Tentu saja, itu gak lepas dari pemerintah Indonesia yang punya target penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan kemampuan sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional pada tahun 2030.
Menyambut kampanye ramah lingkungan, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) mengeluarkan produk terbarunya, Yamaha Fazzio Hybrid Connected 125 cc. Harga skuter dengan desain klasik ini dijual mulai Rp21.700.000 (OTR Jakarta).
Yamaha Fazzio mengusung teknologi Blue Core Hybrid. Sistem kerjanya pun berbeda dengan sistem hybrid pada mobil.
Jadi, ada dua sumber tenaga untuk menggerakkan Yamaha Fazzio. Pertama, tenaga yang dihasilkan dari mesin konvensional, kedua dari Electric Power Assist Start.
Cara kerjanya didukung oleh komponen-komponen yang saling bersinergi, yakni Starter Generator Control Unit, Smart Motor Generator (SMG), dan baterai.
BACA JUGA:Siap-siap Sambut 2 Ponsel Baru Xiaomi, Apa Aja?
Dukungan mesin 125 cc satu silinder dan baterai, Yamaha Fazzio memiliki daya maksimum 6,2 kW pada 6.500 rpm dan torsi maksimal 10,6 Nm pada 4.500 rpm.
Blue Core Hybrid bekerja secara simultan antara daya yang dihasilkan oleh mesin dengan daya yang dihasilkan oleh electric power assist start, kata Manager Public Relations, YRA & Community PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Antonius Widiantoro.
Baterai pada Yamaha Fazzio cuma berfungsi saat menghidupkan motor. Selanjutnya, baterai akan diisi daya kembali oleh Smart Motor Generator (SMG).
Electric power assist start yang bersumber dari baterai cuma untuk membantu tarikan awal mesin di tiga detik pertama. Jadi, ketika berada dalam kondisistop and godi kawasan macet atau di lampu merah, bisa menekan konsumsi bensin.
BACA JUGA:Begini Jadinya Kalau Orang Indonesia Main NFT dan Kripto karena FOMO
Kolaborasi antara mesin konvensional dan electric power assist membuat akselerasi awal lebih bertenaga dan halus, apalagi sangat membantu ketika bawa penumpang, barang, dan saat di tanjakan.
Anton menjelaskan, Yamaha memilih 3 detik pertama karena berdasarkan riset motor membutuhkan daya yang lebih besar di rentang waktu tersebut. Selanjutnya, tenaga baterai digantikan oleh tenaga mesin secara otomatis.
"Kenapa di tiga detik awal? Karena pada saat itu membutuhkan daya besar, butuh tenaga besar apalagi saat berboncengan, di tanjakan, bawa barang, penumpang," kata Anton. "Pada tiga detik di awal bisa membantu efisiensi bahan bakar di mana pada saat akselerasi di awal butuh tenaga besar otomatis butuh konsumsi BBM yang lebih besar."