Situasi Terbaru di Suriah, Simak 15 Hal Penting dari PPI

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Suriah mengeluarkan 15 butir pernyataan sehubungan situasi Suriah yang masih dilanda perang. 

Berikut rincian 15 butir PPI di Suriah yang diteken oleh Ketua PPI Suriah, Susilo Priyadi dan Lion Fikyanto, sekretaris.

1. Sebelum konflik, tahun 2011, Suriah termasuk dalam 5 besar negara dengan tingkat kriminalitas terendah.

2. Suriah merupakan negara sekuler-sosialis, multietnis seperti Arab, Kurdi, Armenia, Turkman, multiagama dan sekte (Muslim Sunni, Syiah, Kristen Katolik, Ortodoks Timur, Ortodoks Suriah, Protestan, Druze, dan Atheis).

3. Kebutuhan pokok masyarakat seperti listrik, air, dan roti disubsidi oleh pemerintah. Menurut Susilo, sekalipun Suriah dalam suasana perang, kebutuhan pangan tersedia bahkan lebih dari cukup. "Walaupun krisis, harga sembako tetap saja murah meriah," kata Susilo kepada Tempo melalui pesan Whatsapp, Rabu, 28 Desember 2016.

Namun, ketersediaan listrik memang terganggu sejak konflik bersenjata melanda Suriah. Menurut Susilo, jika sebelum konflik listrik menyala setiap hari tanpa pernah padam, maka saat ini sering terjadi pemadaman listrik. "Kadang listrik nyala full, kadang hidup 3 jam, kadang padam 3 jam," ujar Susilo.

4. Pendidikan dan pelayanan kesehata di rumah sakit negeri disubsidi penuh oleh pemerintah.

5. Kehidupan beragama di Suriah cukup moderat dan sangat toleran.

6. Suriah merupakan Negara yang sangat concern terhadap problematika Palestina dan menjadikannya sebagai isu nasional.

7. Warga negara Indonesia (WNI) di Suriah terdiri dari pembantu rumah tangga (PRT) yang tersebar hampir di seluruh provinsi, dan para pelajar yang hanya berada di ibukota Damaskus.

8. Konflik di Suriah bukanlah konflik sektarian, melainkan konflik yang erat dengan berbagai kepentingan politik regional dan global.

9. Tentara Nasional Suriah merupakan tentara yang berasal dari berbagai suku dan agama.

10. Secara geografis, letak provinsi Aleppo sangat strategis dan merupakan kota terbesar kedua setelah Damaskus. Aleppo terkena imbas konflik paling parah, sehingga diperebutkan oleh kelompok-kelompok yang terlibat konflik.

11. PPI mengimbau pemerintah Indonesia untuk mewaspadai WNI yang pernah terlibat konflik Suriah dan melakukan koordinasi dengan Perkumpulan Alumni Syam Indonesia (AL-SYAMI) sebagai wadah resmi alumni PPI Suriah di Tanah Air.

12. PPI Suriah mengecam keras segala bentuk kekerasan atas nama agama dan segala bentuk aksi yang dapat mengancam kesatuan NKRI atau mengganggu keharmonisan bersama.

13. PPI Suriah mengimbau masyarakat Indonesia yang ingin memberikan bantuan untuk warga Suriah agar disalurkan melalui lembaga resmi yang dikoordinasikan dengan perwakilan RI setempat.

14. PPI Suriah mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak mudah terprovokasi oleh berita yang tidak jelas sumbernya.

15. PPI mengimbau pemerintah Indonesia untuk lebih berperan aktif dalam penyelesaian konflik di Suriah melalui jalur diplomasi di forum-forum internasional.

Mengenai situasi di Suriah saat ini, Susilo menjelaskan, aktivitas keseharian mahasiswa Indonesia berjalan lancar di Suriah. "Pelajar juga masih berkuliah, pengajian atau talaqi sama Syeikh-syeikh, jalan-jalan, belanja ke pasar dan lain-lain," kata Susilo, mahasiswa pascasarjana jurusan Islamic Studies di cabang Universitas Al-imam Auza'i di Universitas Syeikh Ahmad Kaftaroo, Damaskus.

Susilo pun terhibur dengan sikap hidup warga Suriah yang dinilainya ramah dan memberikan sumbanangn kepada pelajar-pelajar asing.

Berita Terkait: