Usung Model Bisnis Berbeda, Situs Mobil Bekas Carsome Raih Pendanaan Rp 80 Miliar

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Pada tanggal 6 Juni 2017 ini,marketplacemobil bekas asal MalaysiaCarsomemengumumkan kalau mereka telah mendapat pendanaan terbaru senilai US$6 juta (sekitar Rp80 miliar).

Investasi tersebut dipimpin oleh Gobi Partners, serta diikuti oleh beberapa investor lain seperti Lumia Capital, Innoven, 500 Startups, dan Spiral Ventures.

Gobi Partners dan Lumia Capital sendiri memang telah beberapa kali memberikan pendanaan kepadamarketplacemobil bekas, seperti Chezhibao di Cina, dan Instacarro di Brazil.

Berbeda dengan situs mobil bekas lainnya, Carsome mempunyai petugas khusus yang akan menginspeksi kondisi setiap mobil bekas yang ada di dalam platform mereka. Setelah itu, mobil tersebut akan ditawarkan kepada para pemilikdealerdengan sistem lelang.

Cara ini dinilai bisa membuat sebuah mobil bisa terjual dengan lebih cepat dan dengan harga yang lebih tinggi. Di Indonesia sendiri, telah ada sekitar 150 dealer mobil bekas yang bergabung dengan Carsome.

Dengan pendanaan terbaru ini, Carsome berniat untuk mengembangkan bisnis ke negara-negara baru. Selain itu, mereka juga ingin membuat lebih banyak lokasi inspeksi di empat negara di mana mereka beroperasi saat ini, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Carsome sendiri mengklaim kalau mereka merupakanmarketplacemobil terbesar di Asia Tenggara, bila tidak menghitung Singapura. KepadaTech in Asia, sang CEO Eric Cheng menyatakan kalau dalam setahun mereka bisa memfasilitasi penjualan sekitar 4,5 juta mobil, dengan pendapatan kotor sekitar US$30 juta (sekitar Rp400 miliar).

Pendanaan terbaru ini seperti melengkapiinvestasi Seri A sebesar US$2 juta(sekitar Rp26,6 miliar) yang mereka terima di tahun 2016 yang lalu. Pada saat itu, mereka mendapat pendanaan dari IdeaRiverRun, 500 Startups, dan IMJ Investment Partners (kini bernama Spiral Ventures).

“ModelConsumer to Business(C2B) yang dijalankan Carsome lebih masuk akal, terutama di kawasan berkembang seperti Asia Tenggara. Pasalnya, tidak ada cukup data yang bisa mendorong kepercayaan dalam bisnisConsumer to Consumer(C2C),” tutur Victor Chua, Vice President of Investment Gobi Partners di wilayah Asia Tenggara.

Di Indonesia sendiri, mayoritasmarketplacemobil bekas sepertiOLX,Carmudi,Oto, danMobil123masih menjalankan bisnis C2C yang menghubungkan sesama konsumen. Langkah Carsome dengan model bisnis yang berbeda, mungkin saja berpeluang mengalahkan para pesaingnya di tanah air.

Dengan model bisnis yang dijalankan Carsome benar-benar bisa sukses mengalahkan para pesaingnya tersebut di tanah air.

The postUsung Model Bisnis Berbeda, Situs Mobil Bekas Carsome Raih Pendanaan Rp80 Miliarappeared first onTech in Asia Indonesia.