Skandal Yamaha R1 di Jepang Berdampak buat Indonesia Gak Sih?

pada 6 bulan lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Yamaha Jepang belakangan ini tengah diberitakan mengenai skandal pengujian kebisingan pada YZF-R1, YZF-R3, dan Tmax. Meski berita ini sempat ramai, namun PT Yamaha indonesia Motor Manufacturing (YIMM) menyebutkan hal tersebut tidak berpengaruh di Indonesia.

Antonius Widiantoro selaku Asst. General Manager Marketing - Public Relation PT YIMM menyebutkanskandaltersebut hanya berdampak pada model-model yang dipasarkan di negara tersebut. Sehingga dipastikan motor YZF-R1, YZF-R3, dan Tmax milik konsumen di Indonesia aman-aman saja.

"Tidak ada terdampak untuk model di Indonesia. Jadi memang itu kejadiannya terkait sertifikasi dan itu tidak ada terdampak untuk model yang dipasarkan di luar Jepang," ujar Anton sapaan akrabnya di Bali, Minggu (9/6).

 

 

Anton pun tidak mengelak kejadian yang ada di Jepang, benar adanya. Namun perlu digaris bawahi bahwa itu hanya berlaku untuk pasar domestik Jepang saja.

"Jadi memang di prinsipal juga sudah dijelaskan. Tidak berdampak untuk model di luar Jepang, termasuk Indonesia," tegasnya.

Perlu diketahui, sebelumnya skandal sejumlah pengujian sedang menerpa produsen otomotif Jepang. Bahkan beberapa nama besar seperti Toyota, Honda, Mazda, Suzuki, danYamahaturut terseret.

Dalam rilis Yamaha, skandal pengujian YZF-R1 dimulai dari pengujian kebisingan. Dalam pengujian kebisingan ini ditemukan bahwa knalpot (muffler) yang terbuat dari bahan peredam suara glass wool dikondisikan agar berada dalam kondisi normal untuk penggunaan di jalan raya.

Pada saat proses pengkondisian itu, penanggung jawab uji sertifikasi menggunakan bahan peredam suara glass wool selain yang ditentukan, karena alat uji meleleh akibat panas pada saat proses pengkondisian.

 

 

Penguji sertifikasi secara keliru menentukan bahwa boleh saja mengubah keluaran mesin untuk menghindari melelehnya peralatan uji, selama hal itu tidak mempengaruhi daya tahan dan kerusakan bahan glass woolserta memenuhi kondisi pengujian, seperti tekanan gas buang , durasi, dan jumlah siklus pengujian.

Masalah kedua adalah penyimpangan pada uji tekanan suara klakson di model YZF-R3 dan Tmax. Saat mengajukan permohonan jenis kendaraan, nomor sasis kendaraan selain yang dilakukan pengujian dicantumkan pada dokumen permohonan.

Karena kesalahpahaman aturan, penanggung jawab permohonan tidak menyerahkan tabel alokasi dan menyerahkan dokumen permohonan dengan nomor sasis kendaraan selain yang diuji.

"Kami akan mengambil tindakan yang diperlukan setelah berkonsultasi dengan otoritas terkait mengenai produk yang terkena dampak. Kami juga memahami bahwa tidak ada masalah dengan penggunaan sebenarnya dari kendaraan yang terkena dampak," sebut Yamaha.

Berdasarkan laporan Kyodo News, Kementerian Transportasi dan Pariwisata Jepang (MLIT) telah memerintahkan investigasi setelah serangkaian skandal ditemukan di perusahan grup Toyota. Dari investigasi terbongkar kelima pabrikan tersebut melakukan kecurangan dalam proses sertifikasi emisi untuk berbagai kendaraan.