Spanyol Akan Menjajal Formasi Tiga Penyerang

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Sudah sekitar delapan bulan sejak Julen Lopetegui ditunjuk menjadi pelatih timnas Spanyol pada 21 Juli 2016. Tapi, pengganti Vicente del Bosque ini boleh jadi masih bingung soal sistem terbaiknya.

Dalam empat pertandingan resmi di Kualifikasi Piala Dunia 2018, Lopetegui terus mengubah formasi.

Dari 4-2-3-1 saat melawan Liechtenstein (5/9/2016), beralih ke 4-3-3 waktu menghadapi Italia (6/10/2016), balik ke 4-2-3-1 untuk meladeni Albania (9/10/2016), dan terakhir memakai 4-1-4-1 ketika bertemu Makedonia (12/11/2016).

Berikutnya Spanyol akan menghadapi Israel di El Molinon, Gijon, Jumat (24/3/2016).

Melihat skuat yang disiapkan Lopetegui, mungkin dia sedang berpikir akan fokus mencoba sistem dengan tiga penyerang. Entah 4-3-3 atau 3-4-3.

Lopetegui memanggil sejumlah nama yang sebelumnya tidak masuk skuat terakhir pada November tahun lalu.

Di antaranya adalah Pedro (Chelsea), Gerard Deulofeu (Milan), dan Iago Aspas (Celta Vigo). Tiga orang ini memperkuat klub yang terbiasa memakai formasi dengan tiga penyerang.

Chelsea menggunakan 3-4-3, Milan familier dengan 4-3-3, sementara Celta juga sering menurunkan 4-3-3 walaupun kadang divariasikan dengan 4-2-3-1.

Baca Juga:

Khusus bagi Deulofeu, dia kembali dipanggil timnas Spanyol setelah dilupakan hampir selama tiga tahun. Deulofeu terakhir kali bermain untuk Spanyol pada 30 Mei 2014 dalam uji coba melawan Bolivia.

Sekarang Deulofeu dilirik lagi setelah tampil memuaskan di Milan. Tampaknya Lopetegui punya rencana khusus menjajal Deulofeu karena karakter yang dimilikinya.

“Dengan kepindahannya ke Milan, dia kembali menjadi seorang pemain yang penting. Dia menjadi starter hampir di setiap pertandingan dan sedang dalam periode performa yang bagus. Saya pikir dia memiliki profil yang tepat untuk membantu tim berkembang ke arah yang kami inginkan,” ujar pelatih Spanyol, Julen Lopetegui, kepadaFootball Italia.

Deulofeu menonjol di Milan dengan terlihat sangat aktif menembak (rata-rata 2 tembakan per partai), melepas operan kunci yang menginisiasi peluang gol, dan melakukan dribel sukses (2,4).