Starbucks MenghadirkanTumbler,Tote Bag, dan BeragamMerchandiseMotif Tenun Khas Indonesia

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id-Dalam rangka merayakan 16 tahun kehadiran di Indonesia, Starbucks menghadirkantumbler,tote bag, dan beragammerchandise(bearista,cup sleeve, danpouch) motif tenun cepuk rangrang khas Nusa Penida, Bali. Ini semua merupakan hasil kolaborasi antara Starbucks danIKAT Indonesia by Didiet Maulana.

Didiet merupakan salah satu perancang busana ternama Indonesia. Selama tujuh tahun, Didiet telah mengeksplorasi tenun. Karyanya tidak hanya mengundang perhatian masyarakat Indonesia, tetap juga telah menjadi sorotan mata dunia.

(Beragam merchandise Starbucks motif tenun/Dok. Starbucks)

Didiet mengungkapkan bahwa pemilihan motif tenun ini mengejawantahkan persatuan. “Kami mau anak muda tahu bahwa Indonesia ada karena keberagaman dan perbedaan yang ada telah diwariskan dari leluhur. Ini menjadi hal yang indah ketika diimplementasikan ke dalam motif tenun,” kata Didiet di gerai Starbucks, Plaza Indonesia, Jakarta, Senin (14/5/2018).

Didiet juga mengatakan bahwa masing-masing warna pada motif tenun yang ada di beragam merchandise Starbucks memiliki makna. Hijau melambangkan alam Indonesia. Cokelat merepresentasikan biji kopi di Indonesia.

 

(Anthony Cottan dan Didiet Maulana dalam konferensi pers/Birgitta Ajeng)

Sedangkan dasar dari semua ini adalah warnatanyang menggambarkan tanah Indonesia yang subur. “Kalau bisa mengolah dengan baik, kita tidak harus mengeruk dari tanah, tapi bisa memupuk dari tanah,” ujar Didiet.

Lantas, kuning mengungkapkan Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa dan negara tropis. Kalau biru mengekspresikan potensi maritim yang dimiliki Indonesia. Didiet mengharapkan orang-orang yang memilikimerchandiseStarbucks ini tidak hanya membawa pulang produk, tetapi juga menjadi hal yang mengingatkan akan Indonesia.

Di samping itu, Anthony Cottan, direktur Starbucks Indonesia, mengatakan, “Starbucksmenghargai budaya lokal dimana kami berbisnis. Melalui kolaborasi ini, kami ingin menunjukkan dukungan terhadap budaya lokal.”