Starlink Lulus ULO, Kapan Siap Jualan Internet buat Pelosok Indonesia?

pada 8 bulan lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id– Kehadiran Starlink di Indonesia tampaknya semakin terlihat hilalnya. Layanan penyedia internet berbasis satelit ini sudah lulus Uji Laik Operasi (ULO) di Indonesia. Lantas, kapan boleh resmi berjualan internet untuk daerah terpencil?

Dalam kesempatan di Jakarta, Direktur Telekomunikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Aju Widya Sari mengatakan bahwa Starlink sudah mengantongi izin penyelenggaraan telekomunikasi.

“Hasilnya sudah lulus ULO, jadi mereka sudah mendapatkan izin. Pengujian ini sudah selesai dua minggu lalu. Kewajiban Starlink sebagai penyelenggara telekomunikasi di Indonesia itu sama seperti penyelenggara lain, tidak ada perbedaan. Mereka namanya PT Starlink Service Indonesia,” tutur Aju Widya.

 

 

Dengan lulusnya ULO, Aju Widya mengatakan Starlink secara regulasi pada dasarnya sudah bisa berjualan di Indonesia. Ia juga mengkonfirmasi Starlink rencananya berjualan secara ritel.

“Iya [jualannya ritel]. Iya, sudah bisa resmi jualan,” katanya singkat.

Sedangkan dalam waktu terpisah, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan, Starlink masih harus uji coba lagi.

“ULO itu ‘kan untuk memenuhi kriteria. Nanti dia uji coba lagi, uji coba layanan segala macam, pada pertengahan Mei. Uji coba layanan di IKN, ‘kan dia bilang kecepatannya 100 Mbps, apa benar?” kata Budi saat ditemui awak media di Kantor Pusat Kominfo, Jakarta Pusat, hari ini, Selasa (30/4).

Dengan kata lain, sebelum menentukan kapan berjualan secara resmi ke ritel, Starlink masih harus melalui uji coba layanan terlebih dahulu.

Ia pun kembali menegaskan, kehadiran Starlink tidak akan mengganggu persaingan yang sudah ada di industri telekomunikasi Tanah Air.

 

 

“Nggak usah khawatir, harganya gak beradu. Sama Indonesia, gak beradu. Dia cocok di daerah 3T, kalau di kota enggak. Harganya tidak akan kompetitif kalau di perkotaan. Dia akan kalah. Dia cocoknya di daerah-daerah karena satelit. Masa di Jakarta pakai satelit,” imbuh Budi Arie.

Berbicara soal harga, Budi Arie mengaku pemerintah tidak akan ikut campur dalam penentuan harga. Menurutnya, harga menjadi urusan pasar.

Seperti diketahui, berdasarkan laman resmi Starlink, layanan internetnya dibanderol Rp750.000 per bulan, serta Rp7,8 juta untuk perangkat seperti parabola dan pelengkap lainnya.

Starlink sebelumnya sudah lebih dulu menjalin kerja sama B2B dengan anak usaha Telkom, yakni Telkomsat. Starlink melalui Telkomsat diklaim mampu menyuguhkan layanan internet berkecepatan tinggi dengan akses download sampai 180 Mbps dan upload hingga 20 Mbps.