Studi: 3 Dari 4 Wanita Jadi Target Kiriman Foto Seksual Lewat Sosmed

pada 3 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Sebuah studi yang dilakukan oleh para akademisi University College London dan University of Kent menemukan bahwa lebih dari 50 persen remaja telah dikirimi gambar seksual eksplisit tanpaconsentmelalui aplikasi media sosial.

50 persen remaja tersebut mengaku belum melaporkan pelecehan ini kepada orang tua, pihak berwenang ataupun perusahaan yang terlibat.

Ketika ditanya mengapa mereka tidak melaporkan insiden ‘pelecehan lewat foto non-konsensual’ tersebut, sekitar sepertiga dari mereka menjawab, “saya rasa pelaporan tidak berhasil.” 

Sisanya, hanya sekitar 17 persen yang melaporkan ke platform terlibat.

Laporan ini menyoroti fungsi teknologi, kurangnya akuntabilitas serta pemeriksaan identitas pada platform seperti Instagram.

Hal ini juga mengkritisi fungsi pelaporan aplikasi yang dianggap tak berguna karena pengguna remaja lebih cenderung melakukan pemblokiran daripada melakukan pelaporan penyalahgunaan ke pihak platform.

“Kaum muda di Inggris menghadapi krisis kekerasan seksual online,” kata salah satu penulis laporan studi, Prof Jessica Ringrose dari UCL Institute of Education, dikutip dari The Guardian, Senin, (05/12/2021).

Baca juga:Studi: Warga Twitter Lebih Banyak ‘Ngintip’ Daripada Nge-Tweet

“Meskipun anak-anak muda ini, khususnya anak perempuan, mengatakan bahwa mereka merasa jijik, malu dan bingung tentang pengiriman dan penerimaan gambar yang tidak sesuai dengan kesepakatan, mereka jarang mau membicarakan pengalaman online mereka karena takut menyalahkan korban dan khawatir bahwa pelaporan akan membuat masalah lebih buruk,” tambahnya.

Studi ini mensurvei sekitar 480 anak muda berusia 12 hingga 18 tahun dari seluruh Inggris. Lebih dari setengah remaja tersebut yang mendapat pengalaman menerima konten seksual non-consent dan foto mereka dibagikan tanpa izin memilih untuk tidak melakukan apa-apa.

Hanya 25 persen memberi tahu teman, 5 persen yang memberi tahu orang tua mereka dan 2 persen memberi tahu sekolah mereka, lanjut laporan tersebut.

Dari 88 gadis, tiga perempatnya mengatakan bahwa mereka telah menerima gambar alat kelamin laki-laki. Mereka mengatakan hampir setengah dari pelecehan itu datang dari pria dewasa, termasuk yang membuat identitas palsu.

Mereka juga menerima tindak pelecehan dari anak laki-laki seumuran mereka.

Baca juga:Viral Pamer Payudara di Bandara Yogya, Siskaeee DItangkap di Bandung?

Ramainya pelecehan seksual di kalangan pengguna muda di sosial media menjadi salah satu concern utama pihak perusahaan. Seorang juru bicara Meta yang mengoperasikan Instagram, mengatakan keselamatan kaum muda yang menggunakan aplikasinya adalah “prioritas utama”.

“Jika ada orang yang mendapat kiriman gambar eksplisit tanpa diminta, kami sangat menganjurkan mereka untuk melaporkannya kepada kami dan polisi," kata juru bicara itu.

Begitupun pihak Snapchat, "akan selalu ada orang yang mencoba menghindari sistem kami, namun kami menyediakan alat pelaporan yang mudah dalam aplikasi dan memiliki tim yang berdedikasi untuk membangun lebih banyak fitur, termasuk tool orang tua baru untuk menjaga keamanan komunitas kami."

Melihat banyaknya responden yang tidak memilih pelaporan dalam aplikasi untuk tindakan pelecehan tersebut menjadi PR pada perusahaan untuk kembali membangun kepercayaan pengguna terhadap mereka.

Terlebih saat ini, pelecehan via aplikasi sosial media semakin meningkat seiring banyaknya pengguna baru.