Studi: 57% Remaja Indonesia Masih Tabu Soal Pendidikan Seks

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Ilustrasi (Ist)

Uzone.id- Berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), pengetahuan remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KKR) baru berkisar di angka 57,1%.

Ini berarti, puluhan juta remaja Indonesia masih belum memiliki pengetahuan reproduksi tentang bagaimana cara melindungi diri dari perilaku seksual berisiko, pencegahan kehamilan, atau penyakit menular seksual dan HIV/AIDS.

Untuk mengatasi stigma tabu tersebut,HonestDocs, sebuah platform informasi kesehatan terpercaya, melakukan penelitian nasional yang melibatkan total 6.877 responden dari berbagai usia dan jenis kelamin.

Responden penelitian terdiri dari proporsi responden wanita sebesar 54% dan pria sebesar 46%, dan dominasi usia di antara 18-34 tahun.

Baca juga: Hati-hati Pria juga Bisa Bau Ikan Asin

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola perilaku seksual masyarakat Indonesia, termasuk frekuensi hubungan intim dan masturbasi.

Pertama, riset HonestDocs menemukan bahwa 74% responden berusia 12-17 tahun menyatakan tidak aktif secara seksual, sementara 21% diantaranya mengaku melakukan seks setiap hari.

Jika dibandingkan, persentase anak remaja yang melakukan seks setiap hari lebih tinggi dibandingkan responden lain dari kelompok umur yang lebih dewasa (18-54 tahun).

“Temuan ini cukup mengkhawatirkan, terutama karena seks yang dilakukan pada usia muda dan kurang bertanggung jawab dapat meningkatkan risiko kanker serviks, HIV/AIDS, atau penyakit menular seksual lainnya. Remaja yang sering melakukan seks tanpa proteksi juga meningkatkan risiko kehamilan yang tidak diinginkan,” kata tim medisHonestDocs.

Selain itu, riset HonestDocs juga menunjukkan bahwa lebih dari 60% responden berusia 18-24 dan 65 tahun ke atas tidak aktif melakukan hubungan seksual.

Dok.HonestDocs


Sedangkan responden usia produktif (25-64 tahun) rata-rata aktif secara seksual dengan frekuensi beberapa kali dalam seminggu. Hal ini disebabkan karena libido pasangan yang masih tinggi, keinginan untuk menjaga keharmonisan pasangan, ataupun karena ingin memiliki anak.

Kedua, data dari HonestDocs menunjukkan bahwa frekuensi aktivitas seksual wanita meningkat ketika memasuki masa menopause (55-65 tahun ke atas), dimana 44% responden mengaku melakukan seks setiap hari.

Menurut tim medis HonestDocs, meningkatnya aktivitas seksual didorong karena wanita sudah tidak lagi merasa khawatir akan terjadinya kehamilan.

Ketiga, berdasarkan survey dari HonestDocs, masyarakat Indonesia yang paling sering melakukan hubungan intim, baik setiap hari maupun 2-3 kali seminggu, berada pada tiga provinsi, yaitu Sulawesi Tenggara (60%), Papua (50%), dan Bali (46%).

Sebaliknya, Sumatera Barat, Papua Barat, dan NTT, menjadi tiga provinsi dengan rata-rata 23% responden kurang aktif berhubungan seksual.

Sehubungan dengan hal tersebut, data menunjukkan bahwa Papua, Sulawesi Tenggara, dan Kepulauan Riau merupakan tiga provinsi dengan responden yang paling sering melakukan masturbasi.

Adanya stigma tabu membuat pasien dengan penyakit menular seksual kerap enggan memeriksakan diri atau mendapatkan pengobatan.

Oleh karena itu, HonestDocs menyediakan platform percakapan online untuk tanya-jawab dengan dokter, sehingga pasien tidak perlu malu akan stigma negatif masyarakat.

“Kami ingin memberikan edukasi kepada para pasien dengan konten-konten medis yang telah ditinjau oleh dokter, sehingga bisa memerangi konten hoaks yang sering beredar saat ini,” ujar tim medis HonestDocs.

Dengan pemaparan riset tentang pola perilaku seksual masyarakat Indonesia, HonestDocs berharap bahwa stigma tabu di masyarakat dapat pelan-pelan dihilangkan.

Pendidikan seksual dari usia dini adalah kunci penting untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan reproduksi masyarakat Indonesia.