Studi: Kantong Teh Plastik Mampu Sebarkan Mikroplastik

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Penelitian terbaru dari McGill University menyatakan bahwa kantong teh dapat menyebarkan partikel plastik ketika diseduh pada suhu 95 derajat celcius. Dalam penelitian tersebut, satu kantong teh plastik dapat menyebarkan lebih dari 11 miliar mikro plastik dan lebih dari tiga miliar nanoplastik lagi ke dalam satu cangkir.

Dilansir dariCTVnewspada Kamis (26/9), partikel yang tersebar tersebut, ukurannya tidak lebih besar dari 200 mikrometer atau setara dengan 16 mikrogram per cangkirnya. Tentu saja, level tersebut merupakan yang tertinggi dari partikel plastik kecil di setiap makanan atau minuman yang diuji hingga saat ini.

Profesor teknik kimia dan peneliti utama dari penelitian tersebut, Nathalie Tufenkji mengatakan, ketika menguji coba penelitian tersebut, pihaknya berharap untuk menemukan ribuan atau beberapa ratus ribu partikel ketika menelitinya. Namun demikian, ia mengaku, jumlah miliaran dalam satu cangkir tersebut jauh dari ekspektasinya.

Bahkan menurut dia, dalam suhu ruangan pun, kantong teh dapat mengeluarkan tingkat plastik yang tinggi. Pengujian kantong teh itu, dilakukan dengan menggunakan empat merk teh yang umum dipasaran.

Dalam prosesnya, mereka juga melakukan eksperimen dengan mengosongkan kantong teh. Hal tersebut untuk memastikan bahwa partikel berasal dari bahan kantong teh, bukan dari kandungan teh itu sendiri.

Dalam kantong teh yang direndam, mereka menemukan nilon dan polietilen tereftalat, atau PET, yang banyak digunakan untuk membantu kantong teh untuk menahan bentuknya. "Ini adalah bahan yang sama persis dengan kantong teh yang diteliti tadi. Jadi rasanya, hal tersebut tidak masuk akal jika kita harus memasukannya ke dalam air panas," katanya sambil berpikir.

Sesaat setelah melakukan penelitian tersebut, ia kemudian meluncurkan studi penelitian dengan mahasiswa PhD Laura Hernandez dan Hans Larsen. Namun demikian, mereka telah memutuskan untuk tidak mengungkapkan merek teh yang diuji. Sambung Tufenkji, masih diperlukan penelitian yang lebih luas untuk memahami risiko kesehatan potensial akibat menelan mikroplastik. 

"Ini menunjukkan perlunya studi lebih lanjut," Ungkap Tufenkji.