Studi: Kurang Tidur Sebabkan Obesitas pada Anak

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Anak-anakyang kurang tidur berada dalam bahaya. Penelitian terbaru menunjukkan,kurang tidurdapat menyebabkanobesitaspada anak.

Studi dari British Nutrition Foundation (BNF) mendapati anak yang kurang tidur memiliki risiko lebih tinggi mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.

"Laporan dari BNF yang baru saja dipublikasikan menyoroti bahwa kurang tidur dan tidur yang terganggu dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, obesitas dan hipertensi," kata peneliti senior dari BNF Lucy Chambers, dikutip dariThe Independent.

Penelitian dilakukan dengan menyurvei lebih dari 6.000 anak. Survei menganalisis pola tidur anak dan sekaligus kebiasaan makan anak.

Hasilnya, 32 persen anak usia sekolah dasar dan 70 persen siswa sekolah mengah tidur kurang dari sembilan jam dalam semalam. Sembilan jam merupakan waktu tidur minimum yang direkomendasikan untuk anak berusia 7-18 tahun. Sebanyak setengah dari siswa sekolah menengah juga menyatakan kerap terbangun di malam hari.

Sebanyak 25 persen siswa sekolah menengah dan 10 persen siswa sekolah dasar tidak mengonsumsi sarapan di pagi hari. Selain itu, hanya 18 persen siswa sekolah menengah yang mengonsumsi buah dan sayur dalam makanan pertama mereka di hari tersebut.

Sebanyak 59 persen dari siswa sekolah menengah dan 49 persen siswa sekolah dasar mengaku kerap melihat layar elektronik sebelum tidur. Peneliti lantas menyimpulkan bahwa melihat layar sebelum tidur merupakan penyebab anak-anak memiliki kualitas tidur yang buruk.

Kualitas tidur yang buruk juga berhubungan dengan pola makan yang buruk. Chambers mengatakan tidur malam yang buruk dapat menyebabkan anak-anak dan orang dewasa membuat keputusan yang tidak sehat dalam memilih makanan.

"Kekurangan dan tidur yang terganggu, tidur dapat menyebabkan orang dewasa dan anak-anak merasa marah dan mudah tersinggung. Tidur berkualitas buruk secara teratur juga dapat memiliki dampak negatif pada pilihan makanan, termasuk asupan kalori yang lebih tinggi dan lebih seringmengemilmakanan yang kurang sehat," kata Chambers.

Berita Terkait