Studi: Macetnya Jalanan Ibukota Meningkatkan Risiko Serangan Jantung

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Hidup di perkotaan membuat Anda mau tidak mau harus mengakrabkan diri dengan kemacetan. Ternyata tidak cuma bikin kita suntuk, stres, emosi, dan terlambat ke kantor, macet juga berpengaruh buruk untuk kesehatan. Penelitian membuktikan bahwa kemacetan dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Mengapa bisa begitu?

Jalanan macet tingkatkan risiko serangan jantung

Penelitian membuktikan bahwa sebagian orang yang pernah mengalami serangan jantung menyatakan bahwa sebelumnya mereka terjebak dalam kemacetan. Temuan ini dilaporkan oleh para peneliti pada Konferensi Tahunan ke-49 American Heart Association dalam simposium Cardiovascular Disease Epidemiology and Prevention.

Annete Peters, Ph.D., penulis utama penelitian ini yang berasal dari Institute of Epidemiology, Jerman, menyatakan bahwa risiko orang sehat untuk mengalami serangan jantung akibat terjebak macet, baik berkendara sendiri atau naik transportasi umum, bisa 3,2 kali lebih tinggi daripada kelompok orang yang memang sudah berisiko tinggi terhadap penyakit itu (baik karena faktor usia, gaya hidup, maupun riwayat penyakit terkait masalah jantung lainnya).

Hasil penelitian menunjukkan sekitar delapan persen serangan jantung dalam kelompok orang sehat tersebut dipengaruhi oleh kemacetan lalu lintas yang dialami sebelum serangannya muncul. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa perempuan memilikirisiko serangan jantungakibat kemacetan lima kali lebih tinggi ketimbang laki-laki. Namun, para peneliti belum begitu yakin apa penyebabnya.

Perlu dicatat bahwa penelitian ini tidak menyatakan bahwa macet adalah penyebab dari serangan jantung. Kemacetan hanya salah satu dari sekian banyak faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko Anda.

Kenapa?

 

 

Untuk mengetahui penyebab pasti dari kemunculan serangan jantung setelah terjebak kemacetan, Peters dan rekannya melakukan uji lanjutan dan bekerja sama dengan para peneliti dari University of Rochester, New York.

Ada sekitar 120 relawan sehat yang diikutsertakan dalam penelitian ini. Para relawan kemudian dilengkapi dengan elektrokardiogram dan alat lain yang mampu mengukur paparan polusi udara dan juga kebisingan di jalanan.

Para peserta ini kemudian diminta untuk menjalankan rutinitas hariannya seperti biasa. Sayangnya, hasil penelitian belum tersedia sehingga belum bisa diketahui apa penyebab pastinya.

Namun, Peters menduga bahwa stres, kebisingan suara jalanan, dan polusi emisi gas buang kendaraan adalah faktor-faktor yang menyumbang kontribusi besar dalam meningkatkan risiko serangan jantung akibat kemacetan.

Saat macet, otomatis paparan polusi ini menjadi semakin banyak terhirup oleh tubuh. Tak hanya itu, karenastres pun memang membawa dampak negatifnyata pada tubuh secara keseluruhan.

Efek negatif polusi dan kebisingan pada kesehatan jantung

Polusi udara mengandung berbagai macam senyawa berbahaya untuk tubuh. Dikutip dari lamanAmerican Heart Association, Dr. Luepker, seorang ahli epidemiologi, menyatakan bahwa efek jangka pendek akut polusi cenderung menyerang orang-orang yang sudah lanjut usia dan sudah memiliki penyakit jantung.

Misalnya, orang denganaterosklerosisberisiko tinggi terkena efek polusi secara langsung. Ketika polutan masuk ke dalam tubuh dan mengiritasi paru-paru serta pembuluh darah di sekitar jantung maka hal ini bisa memicu serangan jantung.

Polusi juga memiliki efek peradangan pada jantung yang menyebabkan adanya masalah kardiovaskular kronis. Dengan begitu, serangan jantung bisa dengan mudah muncul secara tiba-tiba.

The postStudi: Macetnya Jalanan Ibukota Meningkatkan Risiko Serangan Jantungappeared first onHello Sehat.