Studi: Punya Banyak Anak Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa memiliki lebih dari dua anak membuat Anda lebih berisiko terkena penyakit jantung. Risiko ini muncul lantaran semakin banyak anak, maka beban finansial orangtua untuk memenuhi kebutuhan anaknya juga bertambah.
Beban ini bisa menyebabkan stres berlebih pada orangtua sebagai pemberi nafkah. Selain itu, hamil berkali-kali juga menyebabkan perubahan hormonal pada perempuan.
Sebuah penelitian terhadap 500.000 orang menemukan adanya hubungan erat antara punya banyak anak dengan risiko penyakit jantung koroner, penyebab kematian utama di dunia. Para peneliti di Tiongkok mencatat bahwa orangtua yang memiliki dua anak lebih berisiko terkena penyakit jantung dibandingkan orangtua yang memiliki satu orang anak saja.
Menurut Profesor Regitz-Zagrosek, ketua European Society of Cardiology. Banyak anak harus dianggap sebagai faktor baru yang memengaruhi risiko munculnya berbagai jenis penyakit jantung dan gangguan pada pembuluh darah, baik bagi laki-laki dan perempuan.
Memiliki satu anak memang bisa memberikan dukungan sosial dan ekonomi bagi masa tua orangtua kelak. Akan tetapi, manfaat ini akan hilang atau berkurang apabila orangtua memiliki banyak anak.
Pasalnya, beban ekonomi dan sosial justru bertambah secara signifikan pada saat ini. Orangtua harus mengerahkan lebih banyak energi, waktu, dan biaya untuk mengasuh anak-anaknya.
Bila tidak dibarengi dengan gaya hidup sehat seperti istirahat yang cukup, pola makan seimbang, olahraga rutin, dan pengelolaan stres yang baik, tekanan sosial dan ekonomi untuk membesarkan anak bisa berdampak pada kesehatan tubuh orangtua.
Masalahnya, dengan banyak anak biasanya orangtua jadi kurang tidur, kurang olahraga, dan kesulitan mengelola stres dari keluarga dan pekerjaan. Belum lagi karena sering buru-buru, orangtua dengan banyak anak mungkin jadi sering makan sembarangan tanpa memerhatikan keseimbangan nutrisi yang diperlukan tubuh agar tetap sehat.
Berkali-kali hamil meningkatkan risiko penyakit jantung
Penelitian lain menemukan bahwa jumlah kehamilan yang banyak dapat meningkatkan risiko perempuan untuk terkena gangguan irama jantung di kemudian hari. Gangguan irama jantung yang paling sering yaitu fibrilasi atrium, yang dapat menyebabkan penggumpalan darah, stroke, dan gagal jantung.
Tim ahli dari Universitas McMaster di Kanada meneliti lebih dari 30.000 orang peserta yang pernah hamil. Penelitian ini menemukan bahwa wanita yang telah menjalani kehamilan sebanyak empat kali atau lebih memiliki kemungkinan sekitar 50 persen lebih besar untuk terkena fibrilasi atrium.
Para peneliti yakin bahwa paparan hormon selama kehamilan memiliki kaitan dengan masalah tersebut.
Komplikasi kehamilan dan penyakit jantung
Perempuan yang memiliki kehamilan berisiko tinggi atau komplikasi saat persalinan punya risiko delapan kali lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung di kemudian hari. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa penyakit jantung merupakan ancaman jangka panjang bagi wanita yang terkena diabetes atau tekanan darah tinggi selama kehamilan.
“Kesadaran akan hubungan antara komplikasi kehamilan dengan penyakit jantung mendorong banyak munculnya penelitian-penelitian baru, dan hal ini dapat membantu untuk mengurangi dan mencegah penyakit jantung pada wanita,” kata Bairey Merz, seorang ahli jantung di Cedars-Sinai Heart Institute, Amerika Serikat, dilansir hellosehat.com.
Oleh karena itu, perempuan yang pernah memiliki komplikasi saat kehamilan atau persalinan harus berkonsultasi dengan dokter dan melakukan pemeriksaan medis secara teratur. The American Heart Association menganjurkan perempuan yang punya riwayat preeklampsia atau hipertensi (tekanan darah tinggi) pada saat kehamilan untuk kontrol ke dokter dan melakukan evaluasi risiko penyakit jantung dalam waktu satu tahun setelah melahirkan.
Akan tetapi, untuk kebanyakan ibu baru tanpa komplikasi yang terlalu parah selama kehamilan, tidak perlu panik dan langsung menemui dokter. Anda perlu makan makanan yang sehat dan bernutrisi, berolahraga teratur, mengelola stres, dan istirahat yang cukup.