Subang Bangun Musem Multimedia Digital Senilai Rp 5 Miliar

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Pemeritahan Kabupaten Subang, Jawa Barat, segera membangun Museum Multimedia berbasis teknologi digital. Museum tersebut akan bertempat di gedung Wisma Karya

Bupati Subang Imas Aryumningsih menjelaskan  pihaknya telah menggandeng konsultan sejarah Prof. Dr. Nina Herlina Lubis, Guru Besar Sejarah, Universitas Pajajaran, untuk membuat membuat story line isi museum modern tersebut.

 

Baca :Pembuat Faktur Palsu Koleksi Apartemen hingga Mobil Mewah

 

"Termasuk design interiornnya, kami serahkan ke rekanan Bu Nina," kata Pelaksana tugas Bupati Subang, Imas Aryumningsih, kepada Tempo, Kamis petang, 26 Januari 2017.

Imas mengaku tergoda untuk membuat museum multimedia dikarenakan Subang memiliki banyak catatan sejarah yang belum terabadikan secara lengkap. "Isi museum yang ada sekarang masih banyak missing linknya dan masih sangat tradisional," jelas Imas.

Sehingga keberadaannya, kurang menarik apalagi buat anak muda sekarang. Sebabnya, ia bertekad menyulap museum Wisma Karya yang ada sekarang menjadi sebuah museum yang lengkap dan modern.

 

Baca :Hati-hati, Salah Hitung Pajak Bisa Berakhir di Penjara  

 

Selain berisi catatan sejarah, tutur Imas, museum tersebut juga akan dipadukan dengan konten produk kuliner, kesenian dan budaya tradisional, ruang terbuka buat anak, remaja, orang tua termasuk lansia dan disabilitas.

"Pokoknya terintegrasi. Kehadiran museum multimedia tersebut akan dijadikan ikon Subang. Sehingga, orang akan merasa menyesal jika ke Subang tidak berkunjung ke museum itu," imbuh Imas. "Tim kami langsung bekerja di lapangan, targetnya sebulan selesai."

 

Baca :Aset BNI 2016 Tembus Rp 603 Triliun

Ia bersama timnya akan berusaha keras mendapatkan semua dokumen sejarah Subang mulai dari prasejarah, masa Hindu-Budha, masa masuknya Islam, masa kolonial Belanda dan Jepang, masa pergerakan, masa perang kemerdekaan dan pasca kemerdekaan, baru memasuki masa pembangunan oleh para Bupati Subang.

"Pokoknya, yang akan kami tampilkan berupa etnohistoris yang menampilkan diorama mulai dari warisan hingga sejarah budaya Subang secara lengkap," tuturnya.

Subang itu, lanjut Nina Herlina, dengan 30 kecamatan memiliki warisan sejarah yang kaya sekali. "Diantaranya, ada sejarah Siliwangi, dan manusia purba."

Sebagai sejarawan, Nina menegaskan bahwa dirinya memiliki kewajiban moral untuk menyosialisasikan warisan sejarah Subang dengan penampilan berbasis teknologi digital. "Kalau tidak dengan konsep digitalisasi, anak muda sekarang malas datang ke museum," ujarnya.

Ia memastikan keberadaan museum diorama Wisma Karya akan lebih hebat dari yang dimiliki Purwakarta. Sebab, bangunannya yang dijadikan museumnya yakni Wisma Karya lebih etnik dan luas, juga di dukung ruang terbuka yang luasnya lebih dari satu hektare.

Ia menaksir biaya pembuatan museum diorama multimedia tersebut, sekitar Rp 3,5 hingga Rp 5 miliar.

Perempuan yang sudah menyelesaikan pembuatan sory line museum dengan konsep sama di Purwakarta, Cirebon, Provinsi Jawa Tengah, Sawahlunto, Sumatera Barat dan museum milik Badan Perpustakaan Daerah Jawa Barat itu, mengaku bangga dengan keputusan Bupati Imas mendirikan museum modern tersebut.

"Sebab, di Indonesia masih jarang bupati/walikota dan gubernur yang memiliki komitmen terhadap museum sejarah daerahnya. Apalagi, ini bupatinya perempuan," imbuh Nina.

NANANG SUTISNA

Berita Terkait: