Takut Dimarahi Tere Liye, Penggemar Hapus Foto Selfie di Instagram

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Tere Liye merupakan salah seorang penulis kondang di tanah air. Kata-katanya begitu memikat dan menginspirasi sebagian generasi muda. Maka tak heran bila banyak kaum muda yang menjadikan kalimat dari novelnya sebagai caption, mendampingi unggahan foto selfie mereka di jejaring sosial.

Mengenali kata-kata Tere Liye di setiap unggahan penggemarnya tidaklah sulit. Ada satu penanda universal, yaitu hashtag#TereLiyeyang menandakan bahwa kalimat tersebut berasal dari karya Tere Liye.

Tapi ternyata, apa yang dilakukan secara jamak oleh penggemarnya di media sosial itu menuai komentar pedas dari Tere Liye. Melalui akun Facebook-nya, Tere Liye menyebut foto-foto selfie yang kerap diunggah bersamaan dengan kutipan dari bukunya bersifat pamer foto semata--dan ia tak suka!

Apalagi, menurut Tere Liye, foto selfie yang diunggah itu sama sekali tak cocok dengan kata-kata gubahannya. Ke depannya, kata dia, bisa saja akan ada unggahan foto orang pacaran atau ciuman di kolam renang yang menggunakan caption dari bukunya.

Woi, lu yang mau pamer foto selfie, kagak usah lu pakai2 caption pinjam quote page Tere Liye ini. Asyik betul foto selfie, wajah sudah kayak lemari menuhi seluru layar, monyo2, sok cantik, sok ganteng, lantas caption di bawahnya: "Inilah hidupku, dstnya, dstnya - Tere Liye...

Demikian tulisan garang Tere Liye di dinding Facebook miliknya, Senin (21/11). Sikap tak terima Tere ini jelas menuai pro dan kontra. Beberapa penggemarnya kecewa dan pasrah.

Seorang penggemar Tere bernama Bayu Permata misalnya, kerap menyertakan kata-kata puitis milik Tere Liye dalam unggahan foto selfie-nya. Seperti ketika ia berdiri membelakangi Candi Muara Takus di Kampar, Riau.

Bayu kaget ketika mengetahui Tere Liye tak sudi kata-kata dari bukunya digunakan sebagai caption foto selfie. Mahasiswa yang tinggal di Pekanbaru itu segera menghapus semua caption Tere Liye dari Instagram-nya. Alasannya, ia tak mau ambil risiko.

Paling gampang, menurut Bayu, ya menghapus semua caption dari buku Tere Liye dari media sosialnya. Jaga-jaga hal itu bisa bikin ribut atau bikin susah dirinya.

Padahal, ujar Bayu, kata-kata puitis dari Tere Liye bisa memotivasi orang lain. Ia berpendapat, bukan masalah besar bila para penggemar Tere mengutip kata-kata tersebut.

“Kata-katanya bagus dan bijak. Tapi jika Tere Liye-nya sendiri marah, apa boleh buat. Mungkin dia berpikir kata-kata itu hanya buat dia sendiri, nggak pantas buat orang lain. Meski menurut saya, kata-kata itu bagus, kenapa nggak kami pakai, toh bisa memotivasi orang lain,” kata Bayu panjang lebar dengan rasa sesal.

Seorang penggemar Tere Liye lainnya di Jakarta juga kaget saat mengetahui Tere Liye melarang kata-kata pada bukunya digunakan sebagai caption foto di media sosial.

Pelajar SMA yang tak mau disebutkan namanya itu mengunggah foto selfie-nya yang sedang tersenyum disertai kata-kata puitis Tere Liye.

Jika 2 orang ditakdirkan bersama, maka dari sudut bumi manapun mereka berasal, mereka pasti bertemu. You’re my everyting –Tere Liye

Pelajar SMA tersebut menjadikan kata-kata Tere Liye sebagai caption fotonya karena merasa terinspirasi. Ia kerap membaca novel Tere dari hasil meminjam teman.

“Kalau ada teman yang punya, saya pinjam sebentar. Kadang juga kalau lagi di perpustakaan ada novelnya, saya baca walau hanya sekilas,” ujarnya.

Tak hanya kata-kata Tere Liye yang ia kutip, tapi juga dari novelis Boy Chandra.

Namun begitu tahu Tere Liye tak merestui kalimat pada novelnya dijadikan kutipan foto selfie di media sosial, ia langsung menghapus seluruh foto di Instagram yang ia unggah dengan caption Tere Liye.

Tak berkenan, ya sudah, hapus. Habis perkara.