Tangkal Hoaks, Twitter Resmi Kerjasama dengan Situs Berita

pada 3 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

 

Uzone.id- Berbagi informasi di sosial media menjadi cara baru dan banyak digunakan pengguna internet. Sayangnya, masih banyak informasi palsu yang dibagikan oknum-oknum tak bertanggung jawab dalam platform sosial media.

Untuk mencegah penyebaran informasi palsu ke penggunanya, Twitter bekerjasama dengan situs-situs berita internasional seperti Reuters dan Associated Press untuk menangkal disinformasi di platformnya.

Secara resmi, ini akan menjadi kolaborasi pertama bagi Twitter dengan media berita untuk meningkatkan informasi akurat di platform mereka.

Nantinya, situs berita tersebut akan memberi lebih banyak konteks dan informasi dasar tentang topik yang banyak dibicarakan.

Twitter terus memperketat penghapusan konten-konten palsu di platformnya dan dengan upaya ini Twitter berharap bisa menangkal penyebaran informasi menyesatkan.

Kerjasama ini dilakukan untuk memastikan kehadiran informasi yang akurat dan kredibel secara cepat ketika ‘fakta sedang diperdebatkan’, kata Twitter pada BBC, Selasa (03/08).

Tim Kurasi Twitter akan menemukan dan mempromosikan konteks yang relevan dari sumber terpercaya untuk melawan informasi sesat yang dibagikan pengguna lain.

Program ini akan meningkatkan ‘skala dan kecepatan’ dengan meningkatkan kapasitas konteks terpercaya pada topik dan percakapan di Twitter, tambah pihak platform dalam blognya.

Berita-berita dari dua media besar tersebut akan meningkatkan kredibilitas di platform mereka disaat Kurasi Twitter tidak memiliki keahlian khusus dan akses lebih tinggi pada volume pelaporan terkemuka di Twitter.

Ditanya mengenai hal ini, pihak Reuters mengatakan bahwa kepercayaan, akurasi, dan ketidakberpihakan adalah "jantung dari apa yang dilakukan Reuters setiap hari," dan mendorong "komitmen perusahaan untuk menghentikan penyebaran hoaks.”

"Kami sangat senang memanfaatkan skala dan kecepatan AP untuk menambahkan konteks ke percakapan online, yang dapat mengarahkan akses mudah pada kebenaran," kata pihak AP.

Sebelumnya, kedua media tersebut juga digaet raksasa sosial media Facebook dalam hal pengecekan fakta.