Tantangan YouTube Bersaing di Pasar Live Streaming

pada 7 tahun lalu - by

YouTube merilis fiturlive streamingpada ponsel pintar awal bulan ini. Mungkin terdengar seperti berita biasa. Namun kabar ini menjadi aneh karena perusahaan teknologi yang sejak awal berfokus pada video itu baru meluncurkan fitur tersebut.

Periscope menjadi pelopor fitur siaran langsung melalui ponsel pintar. Meerkat menyusulnya. Adapun Facebook dan Instagram memulainya pada 2016, dan tahun ini YouTube. Perusahaan media sosial besar sepertinya berlomba-lomba mengejar pasar live streaming.

Meski baru saja dirilis, laman berita CNBC langsung menyebut fitur live streaming YouTube sebagai yang paling kuat. “Mereka sudah bergerak di bidang siaran langsung versi desktop sejak 2011,” demikian ditulisCNBC, awal pekan lalu. Ternyata memang basis inilah yang dimanfaatkan YouTube.

Partner Technology Manager YouTube, Pariya Sinkuakul, mengatakan pihaknya sudah tak perlu lagi mencari agen yang bisa memasarkan fitur terbaru itu. Sebab, ia mengklaim hampir semua orang yang memiliki ponsel pintar punya aplikasi YouTube.

Untuk memakai fitur siaran langsung, Anda tak perlu mengunduh aplikasi secara terpisah. Tinggal klik tombol Live berwarna merah yang ada di ujung kanan aplikasi YouTube. Saat siaran sedang berlangsung, Anda bisa memberikan judul dan foto pada video. Seperti Facebook Live, siaran langsung akan otomatis tersimpan di channel Anda setelah siaran selesai.

Sayangnya, YouTube masih membatasi pengguna fitur ini. Mereka baru memberikan akses kepada channel yang memiliki 10 ribu pelanggan. “Kami akan merilis kepada yang lainnya dengan segera, mengingat banyaknya permintaan,” kata Sinkuakul, dalam video conference di kantor Google Indonesia, Jakarta Pusat, 7 Februari 2017.

Peluncuran tersebut akan dilakukan bersamaan dengan dirilisnya fitur Super Chat. Anda harus membeli “tiket” terlebih dulu agar bisa mengirim pesan singkat kepada channel yang sedang melakukan siaran langsung. Ibaratnya, ini merupakan cara agar Anda bisa dilihat oleh seleb YouTube.

Selanjutnya:Pangsa pasar live streaming di Indonesia

Di Indonesia, pasar konten video siaran langsung memang terbilang cukup besar. Gerard Teoh, pendiri 2Blive, menyebut layanan ini baru meraup 4 juta orang. “Padahal, tahun lalu, ada 93,4 juta pengguna Internet dan 71 juta pengguna ponsel pintar,” ujarnya. Itu berarti pasar di Indonesia baru digarap 2 persen.

Masih belum tergarapnya pasar ini dengan baik juga terjadi lantaran aplikasi yang ada saat ini, menurut Teoh, menawarkan sesuatu yang keliru kepada para penggunanya. “Mereka hanya menawarkan konten dari para kreator amatir dengan materi utama gadis muda,” kata dia.

Konten semacam itulah yang menyebabkan fitur seperti ini tidak ada yang benar-benar berhasil menggaet pengguna di Indonesia. Banyak unsur pornografi dan materi yang menyinggung suku, agama, ras, dan antargolongan dalam tayangannya.

Karena itu, menurut laman beritaFastcompany.com,banyak hal yang diperhatikan oleh YouTube untuk mengembangkan fitur baru rasa lama ini. Pertama, masalah kualitas konten video. Anda akan melihat variasi tema dalam Periscope. Banyak yang menghibur, tapi ada juga yang aneh.

"Jika semua pengguna YouTube memiliki fitur Live, bayangkan apa saja yang akan mereka bagi di akun mereka ke seluruh dunia?” demikian ditulis laman berita tersebut. Bahkan, tayangan pria atau perempuan bugil seperti yang ada di aplikasi live streaming yang ada sekarang bukanlah hal yang mustahil akan muncul juga. Skenario terburuknya, ada siaran aksi kekejaman yang dilakukan oleh sekelompok teroris.

Salah satu tema yang juga laris di YouTube adalah politik. Pernahkah Anda melihat kolom komentar yang “adem ayem” dalam konten debat presiden Amerika Serikat? Bisa dihitung pakai jari. Sisanya berisi ungkapan kebencian dan kekerasan di antara pendukung kedua kubu. Hal tersebut bisa saja terulang saat seseorang sedang melakukan live streaming berbau politik.

Namun menyerahkan “pengamanan” konten ke YouTube dengan cara hanya memberikan akses ke pengguna dengan 10 ribu pelanggan mungkin juga bukanlah langkah yang baik. “YouTube harus menyiapkan langkah yang lebih profesional, seperti Twitter, yang menyiapkan kolom laporan.”

Masalah kedua adalah pembajakan. Peluncuran fitur siaran langsung YouTube juga memperlebar potensi pembajakan film. Periscope kecolongan dalam hal ini. Salah seorang pengguna merekam film perdana Game of Thrones pada 2015. Apakah YouTube juga akan kecolongan?  

CNBC | DIGITAL TREND | FASTCOMPANY.COM | AMRI M

Berita Terkait: