Tarian Indonesia Menang dalam Festival di Wales

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Satu lagi, prestasi anak-anak Indonesia di pentas dunia. Tari Topeng dan Tari Papua yang dibawakan siswa Perguruan Tinggi Al Izhar menjadi yang terbaik kedua kategori Dancing in the street dalam Llangollen Dance Competition Eisteddfod 2017. 

Festival selama enam hari untuk musik dan tarian di Wales, 3-9 Juli 2017 itu sukses ditaklukkan kontingen Merah Putih. Dengan demikian semakin banyak karya-karya anak bangsa yang mengharumkan #WonderfulIndonesia di level dunia. 

Selain kategori Dancing in the street, prestasi terbaik juga dicatatkan anak anak Al Izhar juga dalam kategori Coreographic Folklore dan traditional folk dance Tari Randai dan Tari Piring meraih posisi ke empat dengan nilai 83,7 di kategori Coreographic Folklore. Sementara Rapai Geleng meraih posisi ke lima dengan nilai 91 di kategori Traditional Folk Dance.

"Tarian asli Indonesia ini dipandang juri sebagai tarian yang otentik, unik dan original ," kata Ketua Yayasan Anakku, Arniyani Arifin melalui rilis resmi Kementerian Pariwisata yang diterima Pikiran Rakyat, Rabu 12 Juli 2017 pagi.

Dari situs web resmi festival, juara untuk kategori coreographic Folklore ini diraih Loughgiel Folk Dancers dari Irlandia Utara. Diikuti peringkat dua dan ketiga yang diraih Gabhru Panjab de dan Real Folk Cultural International. Keduanya dari India. 

Sedangkan untuk Traditional Folk Dance, peringkat pertama disambar Loughgiel Folk Dancers dari Irlandia Utara kemudian disusul peringkat kedua dan keempat, Gabhru panjab de (India), Corrivrechan (Skotlandia), Real Folk CultUral International (India)

Misi promosi seni

Tampilnya Perguruan Tinggi Al Izhar di Wales itu mempunyai misi memperkenalkan, mempromosikan dan melestarikan seni dan budaya Indonesia dalam bentuktarian tradisional, musik tradisional dan makanan khas kepada generasi muda dunia. Goalnya, apalagi kalau bukan menggiring generasi muda yang berasal dari berbagai negara untuk mengenal dan mencintai budaya Indonesia.

“Sebelumnya misi Budaya Al-Izhar telah mendapat kepercayaan dari berbagai pihak untuk mewakili Indonesia di kancah pertunjukan seni dan budaya Internasional. Siswa-siswi Al-Izhar kerap tampil di berbagai ajang dan festival dunia, seperti di Perancis, Kanada, Turki, Bulgaria, Amerika Serikat, Spanyol, Polandia, Inggris, dan Hungaria," lanjutnya.

Selain tampil di Wales, anak asuh Arnihani ini juga tampil di Festival Le Mondial des Cultures de Drummondville (7 - 15 Juli) 2017 di Woodyatt Park, Drummondville, Quebec, Kanada.  

Nilai filosofis tarian

Sekretaris Kementerian Pariwisata, Ukus Kuswara mengapresiasi prestasi yang telah ditorehkan Perguruan Tinggi Sekolah Al-Izhar. Terutama dalam upaya pelestarian serta menjaga keberlangsungan nilai-nilai budaya dan seni tradisional.

"Culture value Indonesia, saya yakin sangat tinggi. Misalnya, Tari Topeng yang meraih juara kedua itu, merupakan seni tari pertunjukan yang sarat akan simbol-simbol bermakna yang diharapkan bisa dipahami oleh penontonnya," kata Ukus Kuswara.

Simbol-simbol yang dimaksud bisa berupa nilai kepemimpinan, cinta, atau kebijaksanaan yang disampaikan melalui media Tari Topeng. Dulu tari ini banyak dipakai untuk siar agama dan sekaligus menjadi hiburan. "Nah,  atraksi ini sangat menarik dan mampu memikat para juri dan audience disana.  Terimakasih untuk Al-Izhar, Salam Wonderful Indonesia,” ungkap Ukus Kuswara. 

Prestasi harus direncanakan

Menteri Pariwisata Arief Yahya juga mengapresiasi prestasi misi budaya Sekolah Al-Izhar yang akan Tampil di ajang budaya internasional. Menurutnya, budaya Indonesia itu memiliki nilai yang sangat tinggi dan sudah selayaknya dilestarikan, karena semakin dilestarikan budaya itu akan semakin mensejahterakan.

“Selamat untuk para siswa, telah membawa dan mengenalkan Wonderful Indonesia melalui tarian tradisional. Lomba tersebut diliput oleh media internasional, sehingga memiliki news value yang besar," kata Menteri Arief Yahya. 

Dia menyebut, tidak ada sukses yang datang tiba-tiba. Jarang ada juara karena kebetulan bisa juara. "Kemenangan itu direncanakan!" sebut Arief Yahya yang asli Banyuwangi itu. 

"Sehingga seluruh pelosok bisa mengenal seni dan budaya Indonesia yang beragam. Kita terus Gaungkan branding Wonderful Indonesia untuk menarik minat kunjungan wisatawan asing ke seluruh pelosok nusantara. Salam Wonderful Indonesia," ungkapnya.*