Teknologi AI Qualcomm Ini Bisa Bikin Kamera Ponsel Makin Pintar

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id-- Raksasa chipset Qualcomm tak hanya mengembangkan prosesor anyar Snapdragon 865 untuk kepentingan 5G saja, namun juga kemampuan AI (Artificial Intelligence/kecerdasan buatan) yang dapat menunjang kinerja komponen ponsel lain seperti kamera.

Senior Business Development Manager Qualcomm Indonesia Dominikus Susanto menjelaskan, kemampuan AI pada Snapdragon 865 mendukung teknologi bernama Sensing Hub yang dapat mendukung Low Power Camera.

“Kamera ponsel itu bisa dibuat always-on, namun dengan daya yang sangat rendah. Maksudnya always-on di sini adalah, kamera itu bisa aktif dengan sendirinya tanpa pengguna harus membukanya terlebih dahulu untuk beberapa fungsi,” terang Dominikus saat video conference dengan beberapa awak media dengan tema Qualcomm Snapdragon Academy pada Jumat (9/4).

Baca juga:Menkominfo Bertemu Qualcomm, Kapan Gelar 5G di Indonesia?

Dominikus memberi contoh, misalnya pada saat pengguna hendak memindai QR Code pembayaran digital sebuah aplikasi, seperti Ovo, GoPay, dan lain-lain.

“Teknologi ini memudahkan proses pembayaran. Tinggal arahkan ponsel ke QR Code tanpa harus membuka aplikasi apapun, nah si ponsel akan tahu dengan sendirinya kalau dia sedang memindai QR Code. Dia akan membuka aplikasi sendiri. Ini salah satu pemanfaatan dari low power camera,” terangnya.

Menurut dia, konsumen semakin ke sini semakin membutuhkan teknologi serba canggih dan praktis, namun tetap dengan konsumsi daya yang rendah alias hemat energi.

Meski begitu, teknologi ini memang belum bisa diterapkan secara umum di Indonesia karena menurutnya masih banyak penyedia aplikasi atau perusahaan OTT (over-the-top) yang belum mengembangkan layanannya agar bisa kompatibel dengan teknologi tersebut.

Baca juga:Qualcomm Yakin Virus Corona Bakal Hantam Industri Ponsel Pintar

Lantas, bagaimana dari sisi keamanan? Tentu saja membayangkan kamera bisa menyala atau aktif dengan sendirinya bisa mengakibatkan hal-hal negatif, seperti peretasan atau mata-mata.

“Pertama, dari sisi aplikasi, kami melihatnya dari mereka harus tanggung jawab bahwa tidak akan mengambil data tanpa izin dari si pemilik ponsel. Mereka harus memastikan aplikasinya bebas dari celah keamanan. Lalu dari sisi chipsetnya, kami sudah mengembangkan secure processing unit untuk proteksi data,” kata Dominikus.

Proteksi data tersebut, dari penjelasan Dominikus, bentuknya seperti keamanan data yang menyimpan informasi pribadi seperti pengenalan suara (voice recognition), biometrik wajah, sidik jari, hingga password. Secure processing unit sudah disematkan di dalam Snapdragon.

“Peran dari secure processing data ini gunanya untuk melindungi data tersebut dari aplikasi jahat, virus malware, aplikasi yang tidak sadar ter-install. Kami mengembangkan kemampuan ini agar bisa mengenali pola-pola malware dan hal-hal peretasan lain. Jika mereka mengenali salah satunya, akan diblokir otomatis,” tutup Dominikus.