Telkom Indonesia Bantu Pesantren Go Digital

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Pandemi virus Corona (Covid-19) telah membuat pesantren menghadapi tantangan, terutama pada proses pembelajaran yang terhenti karena keterbatasan akses digital baik dari sisi pesantren maupun dari sisi santri dan tenaga pengajar.

Sementara pondok pesantren memiliki peran yang sangat besar bagi bangsa Indonesia, baik dari sisi pendidikan maupun ekonomi.

Menurut data dari Kementerian Agama RI, di tahun 2020 ini jumlah pesantren tercatat sebanyak 28.194 dengan 5 juta santri mukim. Kalau ditotalkan dengan santri non-mukim, maka jumlah santri di Indonesia diperkirakan mencapai 18 juta orang dengan kurang lebih 1,5 juta tenaga pengajar.

Untuk itu, Telkom Indonesia meluncurkan platform Pesantren Go Digital sebagai solusi pembelajaran online, pengembangan wirausaha, dan UKM serta digitalisasi di lingkungan pesantren.

Uji coba Pesantren Go Digital dimulai dari Pesantren Al-Mizan Majalengka dengan penandatanganan nota kesepahaman secara digital antara Telkom Indonesia yang diwakili GM Witel Cirebon, Linson Parlindungan Sitompul dengan H. Asep Zaenal Arifin. selaku pimpinan Yayasan Al-Mizan.

Proses penandatanganan juga disaksikan secara online oleh Dr. Faizal R. Djoemadi sebagai Direktur Digital Business Telkom Indonesia, H. Uu Ruzhanul Ulum, S.E. sebagai wakil dari Gubernur Jawa Barat, EVP Telkom Jawa Barat, Mohamad Khamdan dan para perwakilan Pesantren di Jawa Barat.

Lebih jauh, Faizal menyampaikan bahwa Pesantren Go Digital ini memberikan tiga solusi di tengah pandemi Covid-19. Pertama, solusi learning management platform.

“Solusi learning management platform ini intinya bagaimana mengakomodir seluruh sistem pembelajaran di sekolah, hubungan antara guru, murid, dan orang tua. Kemudian hubungan antara proses belajar di sekolah, ulangan online, membuat materi, guru-guru juga bisa membuat materi secara digital, kemudian juga rapor, absensi,” ujar Faizal dalam Penandatanganan MOU Witel Cirebon PT. Telkom Indonesia Regional 3 Jawa Barat dengan Pondok Pesantren Al-Mizan yang diadakan secara online pada Kamis (18/6).

Solusi learning management platform juga berupaya mengakomodir kegiatan belajar dan mengajar melalui video conferencing dari jarak jauh.

“Solusi kedua adalah solusi commerce, karena memang di dalam pesantren maupun di dalam ekosistem pesantren ada perdagangan, baik itu skalanya kecil, misalnya koperasi, toko-toko di pesantren yang menyediakan peralatan bagi siswa atau yang mukim, maupun yang memang memiliki bisnis,” ungkap Faizal.

Menurutnya, banyak pesantren yang memiliki bisnis dan memerlukan solusi. Bisnis pesantren juga dinilai memiliki skala mikro, medium, dan besar yang tidak kalah dengan bisnis perusahaan besar.

“Ini juga kami punya solusi Untuk yang micro and small enterprise, maupun solusi untuk yang perusahaan memang skalanya sudah besar,” kata Faizal.

Lalu, solusi yang ketiga adalah manajemen pondok pesantren. “Tentu pondok pesantren punya asrama dan solusi solusi lainnya yang berada dalam ekosistem pesantren. Ini mungkin kita akan secara perlahan kita lengkapi. Mudah-mudahan nanti ketika pilot project kami mendapatkan feedback,” ungkap Faizal.

Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa umpan balik dari para pihak yang terlibat dalam uji coba Pesantren Go Digital sangat penting untuk melakukan perbaikan.

Terakhir, Faizal menyampaikan, “Harapan kami sebagai penyedia digital solution, kami ingin dalam masa pilot project ini mendapatkan dukungan seluruh pihak dari pemerintah Jawa Barat, khususnya, karena memang terus terang proyek ini kita fokus dulu di Jawa Barat.”

“Di Jawa Barat ada 9.000 lebih pesantren dan itu kalau 9.000 terhadap 28.000 itu sepertiga, 30 persen pesantren di seluruh Indonesia Itu ada di Jawa Barat makanya kalau kami bisa file it di jawabarat saya rasa sudah bisa mewakili segala jenis pesantren di Indonesia,” imbuhnya.