Terungkap Alasan Kominfo Tak Mau Buru-buru Gelar 5G

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

 

Uzone.id- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dicecar banyak pertanyaan terkait dengan penggelaran jaringan 5G di Indonesia oleh para anggota dewan. Dalam rapat kerja tersebut, Menteri Kominfo Johnny G. Plate akhirnya mengungkapkan alasan mereka tak mau buru-buru menggelar 5G di tanah air.

Dikatakan Menkominfo dalam rapat yang digelar di Gedung MPR/DPR, Rabu, 7 April 2021, pemerintah saat ini lebih menitikberatkan pemerataan akses broadband 4G ke seluruh Indonesia. Dengan demikian, pemerintah berharap semua wilayah di Indonesia sudah bisa tercover oleh jaringan 4G secara merata pada 2022.

"Pemerintah bersama operator selular, menyelesaian deployment 4G ke seluruh indonesia saat ini. Layanan 4G yang menjadi tekanan dan perhatian, baik oleh Kominfo melalui Bakti, atau operator. Masih ada ribuan desa dan kelurahan yang belum 4G, baik area komersial maupun 3T," ujar Menteri Johnny menjawab pertanyaan para anggota dewan.

Baca juga:Tukar SIM Card 4G Telkomsel Bisa Lewat e-Commerce

Dijelaskannya, dibutuhkan persiapan yang matang untuk bisa mengimplementasikan layanan 5G di Indonesia. Pasalnya, deployment 5G disebutnya memiliki konfigurasi yang berbeda dengan 2G, 3G atau 4G. Maka dari itu, mereka tak yakin jika 5G bisa dideploy secara merata dalam waktu dekat.

"5G sangat tergantung pada ekosistemnya masing-masing. Apalagi tidak ekosistem memiliki frekuensi berbeda. Misalnya industri robotik membutuhkan mmWave, sedangkan di komunikasi butuh frekuensi di 700 mHz," jelasnya.

Namun begitu, Johnny berjanji tidak akan membuat Indonesia tertinggal cukup jauh daripada negara-negara lain dalam hal teknologi generasi ke-5 ini. Maka dari itu, Kominfo telah melakukan initial showcase, penataan awal, yang memungkinkan kesiapan Indonesia dalam membangun environment 5G.

"Agar tidak jauh-jauh amat tertinggalnya, kami melakukan showcase di wilayah tertentu. Memang belum dilakukan karena teknis pembangunan dilakukan bukan oleh kominfo tapi operator yang mendapat spektrum cukup memulai pembangunan 5G. Wilayah yang dilibatkan dalam showcase pun nanti bergantung visibility studi operator. Ada wilayah perkotaan, destinasi wisata, dan industrial estate tertentu yang memenuhi persyaratan bisnis," paparnya.

Baca juga: Jaringan Internet Tercepat di RI Versi Ookla

Oleh karena itu, lanjut dia, hal yang akan tetap dilakukan pemerintah adalah menyiapkan perangkat pentingnya, termasuk kesiapan tersedianya spektrum frekuensi di semua level.

Menteri Johnny juga mengungkapkan data bahwa saat ini di dunia sudah ada 135 operator di 52 negara telah meluncurkan layanan 5G secara komersial. Di kawasan Asia Pasifik, ada 10 negara yang telah mengkomersilkan layanan 5G. Sementara, 11 negara lainnya telah mengumumkan rencana untuk menggelar teknologi seluler teranyar itu. Adapun 219 operator di 100 negara telah melakukan total sebanyak 580 uji coba 5G.

"Di Indonesia sendiri, selama periode 2017 sampai 2020, Kominfo bersama lima operator selular sudah melakukan 12 kali uji coba 5G bersama Telkomsel, XL Axiata, Indosat, SMartfren dan Hutchison. Setidaknya ada 5 hal yang menjadi kunci pengembangan 5G, mulai dari regulasi, spektrum frekuensi radio, model bisnis, infrastruktur dan perangkat ekosistemnya," kata Johnny.