Test Drive Kia Rio, Jagoan Kebangkitan Korea di Indonesia

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Bicara pabrikan Korea di Indonesia, gak banyak. Hanya Hyundai dan Kia, yang sialnya sempat goyah sebelum akhirnya diambil alih Indomobil Grup. Merek ini pun selamat di Indonesia.

Menandai kebangkitannya, Kia langsung menghadirkan jagoan-jagoan lama tapi baru. Salah satunya Kia Rio yang kini dilahirkan kembali dalam versi facelift.

Sebagus apa mobil ini? Nah, kita bakal bahas kelayakannya, sekaligus memberikan petimbangan sebelum kalian memutuskan buat beli.

Tonton VIDEO Test Drive Kia Rio:

1. Tampang minimalis tapi jadi bikin keren

Secara tampang, ubahan yang dilakukan Kia pada Rio terbaru ini gak banyak. Tapi, setiap detail ubahannya ngebuat tampangnya jadi lebih keren.

Gue paling suka bagian grill yang dibuat jadi black glossy, terlihat sederhana, tapi futuristis kayak mobil listrik yang gak pakai aliran udara di grill. Padahal, kalau dicermati, Kia tetap memberikan aliran udara berupa garis tipis.

Desain lampunya juga sebenernya biasa aja, tapi karena di dalam mikanya ada projector dan DRL, jadi keliatan lebih berkelas. Begitu juga foglamp yang udah mengusung projector LED.

Dan bagian menarik lain ada di atap, dimana Kia Rio jadi satu-satunya hacthback dikelasnya yang pakai Sunroff elektrik.

Kemudian, supaya lebih keliatan porposional, gue juga suka penggunaan pelek 17 inci yang desainnya juga gak norak dan pasaran, dibalut sama ban Contonental berukuran 205/45. Cakep udah, gak perlu ganti-ganti pelek lagi.

Sekarang kita masuk ke dalam kabinnya. Ada tombil smart entry, jadi praktis. Desain ruang kabinnya juga keliatan futuristis dan canggih, karena banyak tombol-tombol.

Mulai dari tombol pengaturan lampu, start/stop engine, sampai head unit 7 inci pun masih menyediakan tombol-tombol fisik. Begitu juga desain panel AC yang unik, mirip joystik Playstation.

Setirnya dibalut kulit dan ada aksen titanium, keren dan berasa mahal. Tombol-tombol di palangnya juga tersedia di kanan dan kiri. Udah begitu, setirnya bisa tilt dan telescopik.

Jok juga sebenernya biasa aja, berbahan fabrik, tapi diselamatkan sama motif pada sandaran dan efek jahitan yang ditonjolkan sehingga berkesan mahal. Kalau posisi duduknya mah asik, udah gitu, pengaturannya bisa naik-turun juga.

Sayangnya, masih ada beberapa bagian yang materialnya keliatan murahan, seperti pada doortrim dan bagian atas dasbor.

2. Fitur juga lengkap

Kia membekali banyak fitur pada Rio. Lampu utama dan foglamp misalnya, udah pakai projector LED. Kemudian, ada spion elektrik yang gak sekedar bisa melipat otomatis, tapi juga ada pemanas agar gak berembun saat hujan.

Selain itu, wipernya juga sudah auto dan ada rain sensor, termasuk defoger di kaca belakang yang aktivasinya secara otomatis sesuai kondisi cuaca.

Juga yang gak kalah penting, kamera parkirnya udah pakai garis-garis bantuan dan tersedia juga sensor parkir di bumper belakang.

Sayang, gak seperti beberapa kompetitornya, Kia Rio belum dilengkapin sama rem EBD, juga hill start assist dan juga traction control.

3. Handling mantap performa pas-pasan

Bicara performa, Kia masih membekali Rio dengan mesin Kappa berkapasitas 1.400cc Dual CVVT. Mesin ini secara teknis diatas kertas bakal menawarkan efisiensi bahan bakar yang lebih presisi berkat teknologi Dual CVVT tersebut.

Mesin ini bertenaga 100 PS dan torsinya 131 Nm. Sebuah performa yang cukup untuk dipakai harian di dalam kota. Tenaga tersebut disalurkan ke transmisi otoamtis 6 percepatan.

Kondisi stop and go, akselarasinya sama sekali gak bermasalah. Lain halnya ketika mobil harus melaju lebih kencang dan masuk putaran mesin menengah, mesin masih harus sedikit meraung untuk menghasilkan daya dorong.

Konsumsi bahan bakar yang tercatat di MID saat pengetesan di dalam kota tembus 11,4 km perliter.

Tapi soal handling, ini juga salah satu bagian yang gue suka. Redaman suspensinya asik, gak keras, sehingga anteng lewat jalan bergelombang maupun jalan sedikit rusak, padahal profil ban relatif tipis.

Suspensi MacPherson di depan dan coupled torsion beam di belakang juga cukup anteng menjaga stabilitas Kia Rio saat dipacu di putaran tinggi.

4. Harga dan Pesaing

Kia menawarkan Rio terbaru ini dengan banderol Rp 171 jutaan untuk transmisi manual dan Rp 286 untuk transmisi otomatis. Ha ya tersedia satu varian tipe, dengan beda transmisi aja.

Harga tersebut keliatan terjangkau buat sebuah paket lengkap hacthback. Tapi kalau melihat harga para pesaingnya, sepertinya malah harga ini cenderung kemahalan.

Head to head secara langsung harusnya bisa dengan Baleno yang sama-sama bermesin 1.400cc, sementara Yaris dan Jazz pakai mesin 100cc lebih besar. Namun, secara harga, Baleno bisa lebih murah Rp 50 jutaan.

Nah, pilihan sih tetep terserah kapasitas kantung kalian, karena mahal murah itu pada dasarnya relatif.

5. Kesimpulan, ini mobil oke kok

Kesimpulan yang bisa gue tarik setelah mencoba Kia Rio adalah, pada dasarnya ini adalah sebuah mobil yang keren, fun disetirin, fitur lengkap, cuma harganya aja yang masih dianggap kemahalan.

Sehingga, Kia rasanya masih akan sulit untuk bersaing dengan para kompetitornya. Melawan Jazz dan Yaris, secara harga mirip-mirip, tapi kalah mapan dan popular, sementara ketemu Baleno, harganya sulit bersaing.

Kita berharap aja para loyalis merek Kia yang menyelamatkan Rio ini untuk bisa terus eksis di Tanah Air.