Test Drive Kona EV, Mobil Listrik Termurah Hyundai Paling Indonesia

pada 4 bulan lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id-Gak salah kalau Hyundai pada akhirnya benar-benar ikutan bermain di segmenSUV listrik. Bukan SUV listrik jadi-jadian kayakIONIQ 5yang juga kelewat mahal, tapi sebuah SUV kompak dengan harga lebih terjangkau pada sosokKona EV.

Menariknya lagi, keseriusanHyundaimenghadirkan sebuah mobil listik di Indonesia gak main-main, gak heran kalau Kona EV saat ini jadi mobil listrik yang paling Indonesia karena punya kandungan lokal di atas 60 persen.

 

 

Kami pun berkesempatan untuk mencoba Kona EV selama sekitar satu minggu untuk aktifitas harian, untuk mengetahui impresi berkendara dari mobil listrik termurah Hyundai ini.

Tampilan fituristis tapi gahar khas SUV

Hyundai gak neko-neko dalam mendesain Kona EV. Sekilas kami teringat dengan wajah Iron Man, salah satu karakter Marvel. Terutama dengan sepasang lampu DRL yang letaknya di bagian atas lampu utama.

Kedia sisi kanan dan kiri bodinya juga dibuat berotot sehingga tidak monoton, pun begitu dengan bagian belakang yang juga dilengkapi dengan aksen pixel khas mobil-mobil listrik Hyundai.

Masuk ke kabin, kesan canggih juga tersuguhkan, terutama di area dasbornya. Tersedia layar memanjang yang terdiri dari dua fungsi, untuk MID dan juga pusat informasi dan intertaintment.

Hyundai juga masih mempertahankan banyak tombol-tombol dan knob, sehingga membuat mobil ini tidak begitu terasa asing dan terlalu masa depan.

Joknya sudah kulit dan tersedia sirkulasi udara untuk memanaskan dan mendinginkan penumpang yang mendudukinya. Tak lupa, sebuah sunroof electric juga disediakan di atapnya.

Impresi berkendara paling matang dikelasnya

Kami suka rasa berkendara dari Kona EV, apalagi kalau dibandingkan dengan lawan-lawan sekelasnya yang kebanyakan berasal dari China.

Secara spesifikasi di atas kertas, memang power dan jarang tempuh baterai Kona EV ini tidak superior, tapi terasa pas dan seimbang.

Ada dua pilihan baterai dan performa untuk Kona EV ini. Pertama menggunakan baterai 48,9 kwh dengan jangkauan maksimum 448 km. Sementara motor listriknya mampu menghasilkan tenaga 156 PS dan torsi 255 Nm.

Kemudian varian Prime Long Range punya baterai 66 kwh dengan jangkauan 602 km. Tenaganya 217 PS dan torsi 255 Nm. Kami menggunakan yang terakhir ini.

Sama sekali tidak ada keluhan soal performa, toh tenaga dan torsinya sudah lebih dari cukup, apalagi kalau hanya digunakan untuk harian.

Tapi yang paling bikin tenang tentu saja jangkauan baterainya, lebih dari 600 km untuk sekali pengisian full.

Berbeda dari kebanyakan mobil listrik China, Hyundai Kona EV sudah menggunakan baterai buatan Indonesia dan berbahan dasar nikel bukan LFP.

Hasilnya, selain jangkauan jarak tempuhnya lebih jauh, baterai nikel terasa lebih efisien dan irit konsumsi listriknya.

Hasil pengetesan kami, dengan penggunaan harian di perkotaan dari Deppok ke Pancoran dan sebaliknya, dengan jarak sekali jalan sekitar 24 km, hanya menghabiskan 3-5 persen konsumsi baterai.

Dan kalau melihat catatan di MID, beberapa momen sempat menunjukkan kalau konsumsi listrik Kona EV ini bisa mencapai 10 kWh per 100 km, artinya untuk berjalan sejauh 10 km hanya butuh 1 kWh listrik saja.

Bayangkan, dengan tenaga dan torsi seperti itu, setara dengan mobil bensin berkapasitas di atas 2.000cc yang jarang sekali punya konsumsi BBM 10 km per liter.

Begitu juga dengan kebanyakan mobil-mobil listrik yang sudah pernah kami coba, rata-rata hanya bisa menawarkan catatan konsumsi listrik sekitar 5 km per 1 kWh.

Jadi mobil ini selain tetap bertenaga, juga irit dan jangkauan jarak tempuh baterainya jauh.

Lalu bagaimana dengan handlingnya? Pertama pastinya, feeling setir tidak hambar. Kami tetap bisa merasakan feedback dari permukaan jalan.

Secara keseluruhan, Kona EV fun to drive dengan bantingan suspensi yang cenderung empuk, bahkan terlalu empuk menurut kami.

Mobil jadi terasa mengayun di permukaan jalan bergelombang. Belum sampai menganggu memang, apalagi saat bermanuver, terasa tetap stabil dan presisi pergerakannya.

Fitur lengkap dan canggih

Kami paling suka fitur ADAS yang ada pada Kona EV yang gak lebay untuk mendukung safety. Terbukti di satu momen dimana fitur rem otomatisnya tidak hanya bekerja ketika ada objek di depan mobil, tapi juga di samping.

Maksudnya, ketika mobil dinilai saling berdempetan dan berpotensi serempetan, dengan cerdas rem otomatis bekerja, sehingga kita seolah mempersilakan pengemudi lain untuk mendahului.

Kemudian sistem audio lansiran Bose yang benar-benar menyuguhkan kualitas audio yang premium dan menghibur selama di perjalanan dan pastinya, koneksi ke smartphone pun gampang dan praktis.

Mobil ini juga dilengkapi dengan fitur pengisian daya yang fleksibel dan mudah.

Port charger CCS2 kompatibel dengan berbagai stasiun pengisian daya di Indonesia. Fitur Vehicle-to-Load (V2L) memungkinkan mobil berfungsi sebagai pengisi daya listrik untuk perangkat lain.

Juga ada fitur Utility Mode memanfaatkan listrik dari baterai untuk perangkat elektronik di kendaraan.

Kona Electric juga dilengkapi dengan Drive Mode Select, Rear View Monitor with Dynamic Parking Guides, Parking Distance Warning, Tire Pressure Monitoring System, Hill Start Assist (HSA), 6-point air-bag, dan Electronic Parking Brake.

 

 

Harga sedikit lebih mahal

Jadi mobil listrik paling Indonesia ternyata gak membuat harga jual Kona EV ini jadi lebih murah ketimbang kompetitor. Paling murah banderolnya Rp499 juta, yang secara psikologis berniat untuk menyaingi harga SUV listrik China di pasaran.

Sementara tipe termahalnya, tembus 590 juta. Banderol ini lah yang banyak pihak dianggap kemahalan.