Test Drive Review: Suzuki S-Cross, Darah Murni Crossover

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Punya mobil di Indonesia itu serba nanggung. Mau hacthback yang kompak, ngilu sama kondisi jalanan. Mau SUV? Duh, gede banget kayaknya.

Jadilah spesies crossover naik daun. Saking menggiurkannya, banyak pabrikan yang menyodorkan crossover ala-ala, alias maksa.

Maksudnya, dari yang berjenis hacthback dikasih bodikit berotot dan ditinggikan, maka jadilah. Bahkan, ada juga sebuah MPV yang dijadikan crossover.

Namun berbeda dengan Suzuki. Kalau masih pada ingat, ada yang namanya Suzuki SX-4. Nah, Suzuki S-Cross ini sebenarnya penerus dan penyempurna dari SX-4 itu.

Suzuki memang sedari awal merancang S-Cross sebagai crossover kompak. Bukan menyulap hacthback jadi sebuah SUV ala-ala. Jadi, ini S-Cross punya darah crossover murni sejak dari lahir.

Lahirnya di India dan dibawa ke Indonesia tahun 2016. Selang setahun, Suzuki langsung menghadirkan versi faceliftnya, yang punya tampang lebih sangar.

Nah, yang gue jajal ini adalah versi terbaru yang merupakan versi facelift. Diluncurkan akhir tahun 2017 lalu.

Selain fitur yang makin lengkap, tampang yang dibuat lebih sangar, urusan teknis juga dilakukan Suzuki dengan menambah lebar tapak bannya.

Lalu, gimana rasanya menjelajah 'hutan kota' menggunakan Suzuki S-Cross? Simak ulasannya gaes..


Tampang Makin Jantan

Beda dari model pertama yang hadir tahun 2016, Suzuki mengganti grill depannya dengan garis vertikal ala-ala SUV BMW.

Hasilnya, menurut gue cukup keren dan jantan! Sehingga, aura crossover benar-benar ditonjolkan pada edisi terbaru ini.

Belum lagi lekukan pada kap mesin, serta desain bumper yang agresif dan tentu saja pelindung bumper beraksen silver yang menyerupai plat besi, gagah!

Kesan modern bisa dilihat dari sodoran lampu projector full LED, termasuk selipan daytime running light dan foglamp.

Begitu juga bagian sampingnya yang dibekali bodikit tambahan, mulai dari over fender, sampai side skirt yang membuat bodinya seolah punya dua warna. Dan sekali lagi, sentuhan aksen silver membuatnya terlihat gagah.

Sayangnya, bagian belakang terlihat terlalu sederhana untuk sebuah crossover. Desain kacanya, desain lampunya dan minus spoiler, membuat tampang belakangnya sederhana.

Untung aja ada tambahan pelindung bumper ala-ala diffuser yang menegaskan kalau ini adalah sebuah crossover, bukan hacthback.


Kabin Lega dan Sporty

Suzuki S-Cross memang hadir dengan bodi yang bongsor. Justru inilah yang membedakannya dengan hacthback, dan terbilang kompak untuk sebuah SUV.

Dimensinya punya panjang 4,3 meter, lebarnya 1.7 meter dan tingginya 1,5 meter. Ground clearence seukuran 190 mm, nanggung tapi cukup.

Dengan ukuran itu, Suzuki S-Cross menawarkan ruang kabin yang lega, mulai dari penumpang depan, penumpang belakang, sampai ruang bagasinya.

Kita akan disuguhkan nuansa serba hitam, dengan beberapa sentuhan aksen silver, serta jok berlapis kulit yang mewah.

Desain dasbornya sederhana aja, tapi tetap kelihatan modern berkat tata letak audio layar sentuh 7 inci yang bisa terkoneksi ke smartphone. Sayang, belum ada kamera parkirnya.

Desain AC digitalnya juga cukup modern dan keliatan keren. Pun begitu dengan tuas transmisinya yang dibalut kulit, jadi berasa mewah.

Jok belakang meski sandaran kepalanya cuma dua, tapi di bagian tengah tersedia sandaran tangan, yang tentu saja menambah kenyamanan saat berjalan jauh.

Kursi itu juga bisa dilipat 60:40 sehingga memudahkan pengaturan saat membawa barang yang banyak di bagasi belakang yang sangat lega.


Fitur Melimpah

Lingkar setir termasuk paling lengkap dan ramai tombol. Sebelah kanan, ada pengaturan cruise control, sebelah kirinya ada pengaturan audio dan dibawahnya sedikit, ada tombol untuk nelpon yang terkokensi bluetooth.

Setir itu juga bisa dinaik turunkan alias tilt steering dan juga dimaju mundurkan alias telescopic. Dan ada padle shifter juga disitu!

Kemudian, tuas seinnya punya fitur triple turn signal, yang cukup menyentuh sedikit tuas lampu sein untuk berpindah jalur.

Sedangkan wipernya, punya fitur auto rain sensing. Jadi, cukup taruh tuas wiper di mode Auto, lalu tak usah repot-repot mengatur harus seberapa cepat wiper ini aktif, termasuk saat kena gerimis. Karena semuanya sudah diprediksi oleh komputer.


Performa Mesin dan Konsumsi BBM

Suzuki S-Cross sebenarnya masih menggunakan mesin lawas, kepunyaan Suzuki APV. Mesin M15A berkapasitas 1.491cc DOHC VVT.

Tapi justru karena pakai mesinnya APV, kalian gak perlu khawatir untuk perawatan dan ketersediaan spare part yang pastinya ada dimana aja.

Mesin ini sanggup menghasilkan tenaga sebesar 108 Hp dan torsinya 138 NM. Sebenarnya cukup lah untuk di perkotaan.

Mesin itu jadi enak rasanya karena dibantu transmisi otomatis 6 percepatan, yang memberikan pilihan mode manual yang bisa dioperasikan melalui paddle shifter.

Gimana akselarasinya? Hmm, sedikit berat di awal, namun tenaga terus mengisi dari menengah sampai atas.

Tapi gue suka perpindahan giginya. Karena 6 percepatan, jadinya jedanya rapat, sehingga gejala putaran mesin drop minim terjadi. Perpindahan gigi pun terasa halus dan mulus. Mencapai kecepatan 100 kpj, butuh waktu 13,1 detik.

Improvement di mesin terbilang sangat banyak, karena sampai menghasilkan perbedaan tenaga lebih besar 7 Hp dari pendahulunya.

Kelebihan tenaga dari pendahulunya itu dialokasikan untuk konsumsi BBM, yang lumayan irit gaes.

Berjalan konstan pada kecepatan 100 kpj di jalan tol, model SX-4 rata-rata 16 kpl, sedangkan S-Cross bisa tembus 19 kpl.

Dan kalau kecepatan konstan diangka 60 kpj, konsumsi BBM yang didapat tembus 23 kpl.


Handling Cukup Fun to Drive

Kalau bukan karena tarikan awalnya yang sedikit berat, Suzuki S-Cross punya kesempurnaan dalam hal driving experience.

Suspensinya empuk, tapi stabil. Jadi kalau lewat jalan rusak atau bergelombang, kabin gak berasa berguncang. Sempat mengira ban kempis, tapi ternyata memang suspensinya empuk.

Setir juga cukup presisi dan responsif, selain itu, putarannya pada kecepatan rendah sangat enteng, padahal lebar tapak ban sudah ditambah. Jadi lebih fun deh!


Kenyamanan Berkendara

Posisi duduk pengemudi lumayan nyaman. Kenapa? Karena joknya empuk, berlapis kulit dan sandarannya cukup memeluk punggung. Sudah begitu, sandaran kepalanya juga besar.

Ergonominya berasa tinggi, jadi beda dengan karakter hacthback yang biasanya terasa rendah. Pengaturan posisinya melalui dua tuas di sebelah kanan kursi.

Bisa ditaur tingkat kerebahan sandarannya, juga tinggi rendahnya posisi jok dari lantai mobil.

Duduk di depan atau belakang, S-Cross menawarkan leg room ataupun head room lapang. Meski sayang, peredaman kabinnya sedikiiiiit aja kurang optimal.

Suara mesin masih sangat wajar terdengar di dalam kabin dan standar lah karena hampir semua mobil kayak begitu. Tapi suara deru ban masih terdengar saat ngebut di jalan tol.

Tapi, semua noise ini sama sekali gak mengganggu, apalagi kalau audionya dinyalakan, karena kualitas suaranya nendang, baik dentuman bass maupun treble.


Kesimpulan

Sebenarnya, Suzuki S-Cross merupakan crossover yang paling layak untuk dinikmati. Selain tampangnya sangar, fiturnya melimpah, performa mumpuni, juga harganya yang terjangkau.

Pesaingnya bukan lagi para hacthback seperti Toyota Yaris Heykers, apalagi Honda Jazz. Namun, ada Honda HR-V dikelas atasnya dan Honda BR-V dikelas bawahnya.

Dibandingkan dengan Honda BR-V, jelas Suzuki S-Cross menang banyak. Sedangkan kalau dibandingkan dengan Honda HR-V, setidaknya Suzuki S-Cross lebih value for money.


Data Spesifikasi

Mesin: M15A, 1.491 cc, 4-silinder, DOHC, VVT
Tenaga Maksimum: 107,5 Hp @ 6.000 rpm
Torsi Maksimum: 138 Nm @ 4.400 rpm
Transmisi: Otomatis, 6-percepatan
Dimensi (p x l x t): 4.300 mm x 1.765 mm x 1.590 mm
Wheelbase: 2.600 mm
Radius Putar: 5,2 m
Ground Clearance: 180 mm
Sistem kemudi: Rack & Pinion Power Steering
Suspensi Depan: MacPherson strut dengan Per Keong
Suspensi Belakang: Torsion beam dengan Per Keong
Rem Depan/Belakang: Cakram Ventilasi/Cakram dengan ABS dan EBD
Ukuran Ban: 205/60R16
Kapasitas Tangki: 48 liter
Berat Kotor: 1.670 kg
Harga: Mulai Rp 260,500.000

Akselerasi

0 – 60 kpj: 5,3 detik
0 – 100 kpj: 13,1 detik

Konsumsi BBM

Dalam Kota: 1:11,9
Konstan 100 kpj: 1:19,2
Konstan 60 kpj: 1:23