Test Ride Honda PCX 160 untuk Harian, Ujung-ujungnya ke Mini Market

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Kemunculan skutik ini memang langsung bikin jagad skutik 150-an jadi ramai, apalagi ketika sudah ada pembanding abadinya, Yamaha NMax. Sodoran Honda untuk PCX terbaru ini pun seolah jadi penegas misi balas dendam.

Ada yang membandingkan tampilannya, juga fitur-fiturnya dan yang gak kalah ramai, sampai adu kebut drag race segala untuk membuktikan kehebatan performa mesin PCX dan NMax.

Tapi sejatinya hal tersebut hanya ada di konten-konten, karena di kehidupan nyata, seberapa sering kita drag race pakai skutik 150cc? Ujung-ujungnya hanya membawa skutik ini seliweran ke kantor, antar anak sekolah dan juga ke mini market.

Justru bagian detail harian itu yang membuat kami tertarik untuk mencoba langsung Honda PCX 160 ini. Bagaimana impresinya? Baca terus aja ulasannya.

Tampilan lebih dewasa

Karena desain urusan selera, kami kurang suka dengan tampilan Honda PCX--sebelum versi yang terbaru ini. Nah, pada versi yang terbaru, dari bagian wajah pun kami sudah tertarik.

Tidak banyak karakter desain serba tajam yang lebay seperti model sebelumnya. Desain baru ini lebih dewasa, lebih robotik dan terlihat lebih mahal.

Lampunya sudah full LED semua dan Honda begitu memperhatikan detail aerodinamis pada PCX 160 dengan memberikan lekukan dan coakan untuk menambah down force saat menabrak angin di kecepatan tinggi.

Mulai dari sayap depan sampai bagian sisi kanan kiri belakang. Dan di belakang juga, kini tampilan lampu remnya makin keren dan berasa mewah, mirip lampu rem mobil.

Riding position cukup nyaman

Bicara riding position, PCX sudah nyaman sejak generasi sebelumnya. Bagaimana di generasi sekarang? Tambah nyaman!

Pertama, Honda sudah melakukan revisi pada pijakan kaki yang dibuat lebih besar, sehingga makin asik untuk selonjoran, meski kaki masih sedikit keluar dari sayap.

Posisi setang masih sedikit rendah, tapi gak masalah. Kemudian, joknya juga cukup empuk dengan pelapis unik yang berbahan seperti karet dan kendur, sehingga kalau melakukan pengereman, kurang ngegrip dan khawatir sobek.

Namun, lekukan di pertengahan jok yang memisahkan rider dan boncenger cukup enak untuk disandarin dan ngebuat riding position makin nyaman.

Kemudian, redaman suspensinya pun lumayan empuk. Enak banget saat sendirian, tapi bakal banyak berjoged ketika boncengan karena sok belakang jadi gampang mengayun karena terlalu empuk.

Sisanya, secara riding position dan handling, PCX tetap memberikan suguhan yang optimal dan menyenangkan bahkan praktis untuk dipakai harian.

Fitur lumayan

Smart Key sudah jadi paket standar bawaan PCX 160. Cukup mudah juga mengoperasikannya. Kemudian, tampilan MID yang mewah layaknya MID sebuah mobil. Informasi yang dimunculkan juga lumayan lengkap.

Honda PCX pun kini punya HSTC alias piranti elektronik semacan kontrol traksi, berfungsi saat jalan licin agar enggak ngesot. Dipadukan dengan rem ABS, fitur ini bekerja dengan baik di kondisi harian.

Kemudian, fitur start/stop engine yang juga lumayan berguna dan berfungsi dengan baik dan minim suara alias halus.

Soket pengecasan tertutup di laci sebelah kiri juga lumayan berguna. Serta kapasitas bagasi yang kini jadi 30 liter dan bisa masuk helm fullface ditambah jaket dan jas hujan.

Yang gak kalah menarik, adalah bukaan jok yang soft opening dua posisi, serta bukaan tangki BBM yang juga soft opening. Jadi berasa motor mahal.

Performa mesin

Nah, sektor mesin yang paling bikin gaduh. Ubahan beberapa cc menjadikan Honda berani mengklaim PCX ini punya mesin 160cc, sejatinya ya hanya 156cc. Tapi cukup lumayan perbedaannya dengan mesin sebelumnya.

Mesin ini punya tenaga 16 PS dan torsinya 14,7 Nm. Banyak yang bilang mesinnya berisik, ya memang sedikit berisik, meski kami tetap tidak bisa membedakan dengan motor-motor sekelasnya.

Bisa jadi berisik tersebut karena ini masih motor baru dengan penggunaan oli yang juga masih baru. Namun yang kami rasakan adalah getaran mesinnya yang kini terasa sampai ke setang, sedikit memang, tapi kalau jalan sedikit jauh dan lama, lumayan bikin agak kebas.

Nah, karena getaran ini barangkali yang jadi membuat kami makin bingung terkait dengan gejala geredek yang sempat kami rasakan saat first ride. Bisa jadi, gejala geredek sudah tidak ada dan getaran tersebut justru karena mesin, bukan dari CVT.

Getaran berlebih ini barangkali karena Honda menaikkan kompresi mesinnya. Memang pada putaran bawah terasa responsif meski bisa tetap halus dan linear. Tenaga mesin baru terasa nendang saat kecepatan berada diantara 30 - 70 km per jam.

Di kondisi tersebut, percayalah kalian bakal merasakan kenikmatan performa mesin PCX 160 yang sebenarnya. Sementara diatas 80 km per jam, tenaga mesin cenderung linear.

Sebenarnya tepat juga Honda melakukan seting untuk menempatkan tenaga optimal diantara 30 - 70 km perjam, karena kecepatan ini paling sering kita rasakan di penggunaan harian.

Jadi rasanya, balik lagi ke kodaratnya secara performa mesin sama sekali tidak buruk, meski tidak juga istimewa. Meski begitu, Honda tetap berhasil melakukan peningkatan.

Kesimpulan, layak dibeli?

Layak dibeli atau tidak, berpaling pada selera dan budget. Tapi menurut kami, yang harus kita apresiasi adalah usaha Honda untuk terus menyempurnakan PCX jadi lebih baik, dan ya memang PCX 160 ini jelas lebih baik ketimbang pendahulunya.

Tampilan lebih baik, fitur lebih baik, spesifikasi lebih baik dan mesin pun lebih baik.

VIDEO Honda PCX 160: