Tiga bulan pertama, belanja iklan TV capai Rp22,78 triliun

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Belanja Iklan TV di 13 stasiun televisi nasional diperkirakan Adstensity mencapai Rp22,78 triliun sepanjang triwulan pertama 2017.

CEO Sigi Kaca Pariwara A Sapto Anggoro mengungkapkan hasil monitoring iklan TV melalui Adstensity menunjukkan bahwa brand dari industri personal care memiliki 4 brands yang berada di Top 10 Brands dengan pengeluaran iklan televisi tertinggi, yakni Garnier, Dove, Ponds, dan Pantene.

"Di sisi lain, industri rokok yang pada kuartal I-2016 memiliki 4 brands di Top 10, justru saat ini hanya menempatkan 2 brands dengan pengeluaran iklan televisi tertinggi, yakni Sampoerna dan Djarum. Pada kuartal ini, brand Dunhill Mild dan Gudang Garam tidak termasuk dalam Top 10," katanya dalam rilis, kemarin.

Adstensity mencatat, Walls merupakan brand yang paling banyak mengeluarkan dana belanja iklan televisi. Pada kuartal I 2017, total ad spending Walls mencapai Rp403,7 miliar. Ditempat kedua ada Sampoerna dari industri rokok yang mengeluarkan dana belanja iklan sebsesar Rp331,5 miliar.

Selanjutnya berturut-turut diduduki industri Personal Care, yaitu brand Garnier, Dove, Ponds, dan Pantene. Garnier dengan belanja iklan sebesar Rp283,8 milliar, Dove sebesar Rp282,1 miliar, Ponds sebesar Rp279,1 miliar dan Pantene sebesar 270,2 miliar. Djarum berada di tempat ke-7 dengan mengeluarkan dana untuk beriklan sebesar Rp265,9 milliar.

Selanjutnya ada dari industri makanan olahan dengan brand Indomie dan Sarimi yang masing-masing mengeluarkan dana belanja iklan sebesar Rp265,8 miliar dan Rp261,1 miliar . Di posisi kesepuluh brand Frisian Flag dengan dana belanja iklan sebesar Rp253,1 miliar.

Data Adstensity menunjukkan bahwa komposisi top 10 brands mengalami perubahan yang cukup banyak jika dibandingkan dengan kuartal I tahun 2016. Pada periode tersebut, industri rokok menguasai komposisi top 10 brands dangan peringkat 4 besar dipegang oleh brand rokok.

Sebelumnya, Adstensity mencatat, Djarum merupakan brand yang paling banyak mengeluarkan dana belanja iklan pada kuartal I 2016. Total ad spending Djarum saat itu mencapai Rp611 miliar. Di belakang Djarum, terdapat brand Dunhill Mild dengan total belanja iklan mencapai Rp459 miliar. Selanjutnya, iklan Sampoerna dan Gudang Garam masing-masing mencapai Rp447 miliar dan Rp429 miliar.

Sedangkan mengacu pada grafik kuartal I tahun ini (2017) di awal tulisan ini, komposisi top 10 brand saat ini lebih dikuasai oleh merek-merek dari industri Personal Care, yaitu brand Garnier, Dove, Ponds, dan Pantene. Industri rokok sendiri hanya mewakilkan 2 brand nya di Top 10 Brands dalam hal dana belanja iklan.

Sampoerna tercatat di peringkat ke-2 dengan dana belanja iklan sebesar Rp331,5 miliar, turun sebesar 25,95% dari kuartal I tahun 2016. Sedangkan Djarum berada di peringkat ke-7 dengan mengeluarkan dana untuk beriklan sebesar Rp265,9 milliar, turun sebesar 56,53% dari kuartal I  tahun lalu. Sementara di peringkat pertama ada brand Walls dengan dana belanja iklan tertinggi yang mencapai Rp403,7 miliar.

Dengan jumlah belanja iklan yang jauh di atas brand lainnya, jumlah ad spot dari Walls juga berada pada posisi paling atas dari brand lainnya. Sepanjang kuartal I 2017, total ad spot Walls mencapai 17.161 penayangan.

Hal ini berarti brand Walls rata-rata mengeluarkan belanja iklan Rp23,5 juta untuk satu spot iklan. Sementara itu, Ponds menjadi yang kedua dalam jumlah ad spot dengan 11.678 penayangan. Selanjutnya diikuti brand Dove, Garnier dan Pantene dengan 11.678, 9874, dan 9873 penayangan.

Sedangkan dana untuk per titik iklan di Top Spending Brand, brand yang paling banyak pengeluaran per titik iklannya di pegang brand Sampoerna dengan Rp39,46 juta untuk satu titik iklan.

Diikuti oleh Sarimi dengan Rp33,18 juta per titik iklan dan Indomie dengan Rp 31,22 juta per titik iklan. Selanjutnya ada brand Pantene yang mengeluarkan dana belanja per titik iklannnya sebesar Rp31,20 juta. Di posisi kelima ada brand Pepsodent dengan dana belanja iklannya sebesar Rp31,17 juta per titik iklannya.

Di kuartal 1 2017, di sektor industri, rekor belanja iklan tertinggi diperoleh oleh industri Beverage yang mencapai Rp5,16 triliun, yang diikuti oleh industri Personal Care dengan total ad spending Rp4,34 triliun. Industri makanan olahan atau Refined Food total menghabiskan belanja iklan hingga Rp2,68 triliun. Selanjutnya diikuti industri farmasi dengan dana belanja iklan sebesar  Rp 1,65 triliun.

Pendapatan
Sementara jika dilihat pendapatan media stasiun televisi dari belanja iklan setiap bulannya mengalami kenaikan. Di bulan Januari 2017 total pendapatan mencapai Rp6,65 triliun dan pada bulan Februari mengalami kenaikan pendapatan sebesar 10,85% dengan total pendapatan sebesar Rp7,37 triliun. Pada Maret 2017 pendapatan media mencapai Rp8,75 triliun, naik 18,78% dari bulan Februari 2017.

Masih sama dengan kuartal tahun lalu, pada kuartal I 2017 RCTI merupakan stasiun yang paling banyak mendapatkan pendapatan dari belanja iklan. Pada kuartal I 2017, RCTI mengumpulkan total pendapatan hingga Rp3,37 triliun. Sedangkan untuk peringkat kedua terjadi pergeseran, yang pada kuartal I tahun lalu ada stasiun televisi SCTV dengan pendapatan sebesar Rp3,2 trilun.

Pada kuartal I tahun 2017, ANTV berada di peringkat kedua dengan total revenue mencapai Rp2,92 triliun, naik sebesar 21,63% dari tahun lalu yang berada di posisi ke-5 dalam jumlah pendapatan dari iklan televisi. Selanjutnya SCTV turun keposisi ke-3 dengan pendapatan sebesar Rp2,94 triliun. Kemudian Indosiar dan MNC TV mendapat total revenue masing-masing sebesar Rp2,88 triliun dan Rp2,63 triliun.

Jika dibandingkan dengan kuartal I tahun 2016, pendapatan stasiun TV dari total belanja iklan justru mengalami penurunan. Di kuartal I 2016 total pendapatan media stasiun TV mencapai Rp22,92 triliun, yang berarti pada kuartal I 2017 mengalami penurunan 0,64%. Dari 13 stasiun TV, 7 stasiun TV mengalami penurunan pendapatan iklan televisi. Stasiun TV RCTI yang paling banyak mendapatan dari dana belanja iklan justru mengalami penurunan sebesar 0,11% di kuartal I 2017 dibandingkan dengan kuartal I 2016.

Stasiun yang mengalami penurunan pendapatan terbesar yakni TV One yang pendapatannya turun sebesar 44,34%. Sedangkan pendapatan dari iklan televisi yang paling banyak mengalami kenaikan adalah TVRI yang naik sebesar 293,64%, kemudian disusul oleh ANTV yang mengalami kenaikan sebesar 21,63%. Kenaikan pendapatan terbesar selanjutnya adalah Net TV naik sebesar 15,60% dan Indosiar mengalami kenaikan sebesar 12,95%.

Dilihat dari grup media, pada kuartal I 2017 MNC Group (RCTI, Global TV, dan MNC TV) masih berada di peringkat pertama dengan market share sebesar 34,59%. Saingan terdekat adalah SCM (SCTV dan Indosiar) dengan market share sebesar 25,60%. Grup Viva (ANTV dan TV One) dan Trans Corp (Trans TV dan Trans 7) masing-masing mencapai 16,59% dan 16,49%.

Dari data ini nampak perolehan MNC Group diatas SCM dengan selisih 8,99%. Namun bila ditelisik rata-rata kontribusi masing masing TV, MNC group hanya memiliki 11,53%, sementara rata-rata kontribusi SCM menembus 12,80%.

Sebagai catatan, data statistik di atas diperoleh Adstensity berdasarkan rekaman semua iklan tvc di 13 stasiun tv nasional, yakni RCTI, SCTV, Indosiar, MNC TV, Trans TV, Trans7, Global TV, Metro TV, TV One, ANTV, Kompas TV, Net TV, dan TVRI.

Adstensity mencatat volume iklan dan harga iklan sesuai dengan data yang dipublikasikan (publish rate), sehingga nilai yang tercatat adalah nilai bruto. Data ini tidak memberikan informasi apabila ada diskon atau potongan harga atau deal-deal lain dalam praktik bisnis antara pemasang iklan dan stasiun TV yang bersangkutan di luar dari Rate Iklan yang telah di tetapkan.(id)