TikTok Shop Resmi Ambil Alih Tokopedia, Apa Dampaknya Buat UMKM?

pada 1 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id– Resmi sudah TikTok merampungkan investasi mereka di Tokopedia. Dengan begitu, resmi pula TikTok menjadi pengendali saham di Tokopedia dengan jumlah 75,01 persen saham untuk TikTok dan sisanya 24,99 persen untuk GoTo.

Investasi TikTok di Tokopedia ini pertama kali diumumkan pada Desember lalu dengan membawa kembali TikTok Shop ke Indonesia. Melihat kerja sama antara dua perusahaan besar beda negara ini, kira-kira apa sih dampaknya untuk platform dan UMKM di Indonesia?

Nailul Huda, selaku pakar ekonomi digital sekaligusDirector of Digital Economy dari CELIOS mengatakan kalau kerja sama ini akan memberikan 2 dampak yang positif bagi GoTo, khususnya untuk Tokopedia.

Dengan ekosistem media sosialnya, (TikTok) akan memberikan dampak positif jika bergabung dengan GoTo, terutama untuk Tokopedia. Terbukti kemarin sebelum ditutup, besaran commerce di TikTok melebih nilai dari Bukalapak dan sama dengan Lazada. Hanya kalah (jauh) dari Shopee dan Tokopedia,” kata Nailul kepadaUzone.id, Kamis, (01/2).

 

 

Dampak positif yang kemungkinan hadir karena kerja sama ini antara lain pertumbuhan transaksi, jumlah UMKM yang ikut meningkat serta semakin banyaknya pengguna yang ikut bertransaksi di kedua platform.

Nailul menambahkan kalau UMKM pun tentunya akan mendapat banyak keuntungan dari kolaborasi antara kedua perusahaan raksasa ini.

“Bagi UMKM pun, tentu semakin banyak channel penjualan akan semakin bagus bagi UMKM. TikTok dengan pengguna salah satu terbesar, bisa menjadi pasar yang atraktif bagi UMKM. Peluang tersebut perlu dukungan juga dari pemerintah untuk bisa lebih akseleratif untuk membantu UMKM beradaptasi secara digital,” tambahnya.

Lepasnya 75 persen saham Tokopedia ke TikTok juga menimbulkan dampak lain, dimana kini Tokopedia berada dikuasai oleh pihak asing. Namun, Nailul justru melihat hal ini sebagai dampak bagus.

“Kehadiran TikTok akan semakin menyemarakkan kehadiran investor asing di dalam ekosistem digital kita. Dalam bisnis, sebagai perusahaan terbuka, tentu jika memang investor asing tersebut bisa membuat perusahaan berkinerja lebih bagus tentu tidak masalah,” ujarnya.

Walau begitu, tentu ada hal yang perlu digaris bawahi, jangan sampai karena banyaknya perusahaan dan investor asing di Indonesia, barang import yang masuk ke Indonesia semakin banyak.

“Aturan BEI pun memperbolehkan perusahaan asing menggenggam saham di perusahaan Tbk dalam negeri. Asalkan yang harus kita jaga adalah jangan sampai barang impor semakin deras, maka dari itu perlu pengaturan yang prudent dari pemerintah,” ujar Nailul.

Terlepas dari itu, Nailul menyebut kerjasama TikTok-Tokopedia ini akan lebih bagus apabila keduanya bisa membuka layanan e-commerce-media sosial tanpa melanggar aturan dari Kementerian Perdagangan.

 

 

Seperti yang kita tahu, hingga saat ini kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia masih terus dipantau karena masih menyatukan pembayaran di dalam platform media sosial, sedangkan Revisi Permendag No. 31 mengatakan kalau praktik social commerce mengharuskan transaksi tetap di platform e-commerce dan media sosial berfungsi hanya sebatas promosi saja.

Menanggapi concern ini, pihak Tokopedia dan TikTok menyebut kalau mereka masih dalam tahap integrasi sehingga proses ini membutuhkan waktu.

Pada peluncuran kampanye Beli Lokal Desember 2023, Melissa Siska Juminto selaku CEO Tokopedia mengatakan kalau bentuk transaksi yang ada saat ini masih dalam tahap uji coba.

“Karena kami masa uji coba ya, jadi kita bertahap untuk ngobrol lebih dalam dan bekerja keras, jadi ini semua masih tahap uji coba,” tambahnya.

Melissa menambahkan, “Seperti yang disebut Pak Mendag, yaitu sekitar 3-4 bulan percobaan dan kami juga akan terus merapat kepada mereka untuk memikirkan bagaimana agar ideal, seperti comply pada peraturan Kemendag,” tambahnya.