Tina Toon Bicara Isu Intoleransi Jelang Imlek

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Ada yang dirindukan Tina Toon setiap merayakan Imlek. Ia rindu kumpul keluarga dan menjalani tradisi unik satu tahun sekali. Salah satunya dapat angpao.

Tentu saja Tina masih menerima angpao karena masih mempertahankan status lajang. Mantan penyanyi cilik ini juga rindu mengenakan busana cheongsam yang menyala dengan warna merahnya.

Para masyarakat Cina peranakan memang unik. Mereka mempertahankan budaya leluhurnya meskipun lahir di negara bukan Cina.

Tina mengaku selalu diingatkan oleh orangtuanya bahwa ia masih memiliki darah Tionghoa. Meski demikian ia tetap harus mengimani agama dan negara masing-masing.

“Tetap menghormati leluhur jadi inget asal kita dari mana dan yang baik budayanya, terus diikuti asal tidak bertentangan dengan agama,” ujar Tina saat berkunjung ke redaksiSuara.com, baru-baru ini.

Budaya Tionghoa sudah berakulturasi dengan budaya lokal di Indonesia beratus-ratus tahun lamanya. Tina senang masyarakat Indonesia menjunjung toleransi dan saling menghargai.

“Jadi pas Lebaran (Idul Fitri) kita ikutan Lebaran, pas Natal ikutan Natal, pas Imlek ikutan toh, itu positif dan malahan mempererat persatuan bangsa,” katanya.

Soal isu intoleransi yang sedang bergaung mendekati Pilkada saat ini, Tina berharap masyarakat tidak ikut terprovokasi oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan ras dan agama.

Menurutnya, manusia diciptakan Tuhan begitu beragam dan mustahil dipaksakan harus sama.

“Jadi saling menghargai dan menyayangi aja akhirnya damai dan bahagia,” ujar Tina yang mengaku akan tampil menghibur malam ini di malam perayaan Imlek. 

Di tahun Ayam Api, Tina ingin menjadi manusia yang lebih baik lagi dan bisa dibanggakan oleh orang lain. 

 

Berita Terkait: