Tips Hadapi Anak Temperamental

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Setiap orang memiliki sifat berbeda, baik dewasa maupun anak-anak. Hal ini dapat terbentuk karena lingkungan maupun didikan orang tua.

Di kehidupan sehari-hari, tentu sering ditemukan sejumlah anak bertemperamental keras. Jangankan disenggol, saat ada orang lain menertawakannya pun langsung terusik egonya. Tak hanya memarahi, anak seperti ini dapat melakukan kekerasa fisik seperti dilansirSahabatkeluarga.Kemdikbud.go.id,Rabu (4/1).

Pegiat literasi, Agus M. Irkham menilai, pada dasarnya sifat anak demikian jelas dapat diubah. “Segala sifat pada diri anak adalah potensi dan semua potensi bisa diarahkan kepada hal-hal yang positif,” kata Agus.

Saat anak menunjukkan kemarahannya, orang tua harus tenang dan usahakan tidak terpancing atau terprovokasi untuk ikut-ikutan marah. Suara keras, cubitan, atau hukuman hanya efektif untuk sesaat, tetapi akan menyuburkan sifat agresifnya. Biarkan saja dia membanting-banting atau melempar apa saja.

Namun sebelumnya, orang tua perlu mengamankan benda-benda pecah belah yang sekiranya membahayakan. Hal ini karena anak-anak akan menganggap sama nilai antara kursi plastik dengan lampu kristal.

Kedua, saat anak sudah tenang, cobalah ajak dia melihat hasil amukannya sambil memberesinya atau, sambil membuang barang-barang yang patah atau pecah ke tempat sampah, dan seterusnya. “Ajak bicara anak kita. Tanya dengan ungkapan lembut kenapa dia marah,” kata Agus.

Setelah mendengar penjelasannya, orang tua harus mengatakan kepada anak bahwa mengamuk itu tidak baik. Orang tua juga harus ingat untuk memeluknya sambil mendoakan agar anak bisa menahan amarahnya.

Tips selanjutnya, orang tua perlu membuat kesepakatan dengan anak. Salah satunya, seperti kalimat-kalimat apa yang diinginkan untuk mengingatkan ketika dia hendak mengamuk. “Misal, ini yang saya lakukan, saya dan anak saya bersepakat bahwa sifat pemarah dan suka ngamuk adalah tindakan cemen (payah, mental kerdil).  Jadi ketika ada gelagat si anak akan marah dan ngamuk, saya langsung mengingatkannya dengan kata ‘cemen’ tersebut,” ujar Agus.

Hal yang tak kalah penting juga, yakni orang tua diharapkan dapat mengikhlaskan semua yang telah dilakukan anak-anak. Sebagai orang tua, orang tua tentu dilarang memendam amarah apalagi mendendam atas tindakan yang dilakukan sang anak.