Tips Mencicil Mobil untuk Generasi Millennial
Sebagian orang menilai mobil merupakan kebutuhan dan juga salah satu indikator status sosial. Jika Anda lahir di tahun 1980-an hingga akhir 1999 dan berencana untuk memiliki kendaraan roda empat, maka ada baiknya untuk menyimak hal-hal berikut untuk mewujudkan keinginan Anda.
Millennials, yang juga dikenal sebagai Generasi Millennial atau Generasi Y adalah kelompok demografis setelah Generasi X. Generasi ini lahir di antara tahun 1980 sampai 2000. Jadi bisa dikatakan generasi millennial adalah generasi muda masa kini yang saat ini berusia di kisaran 17-37 tahun.
Pendiri Tatadana Consulting, Tejasari Asad menjelaskan, sebagian besar generasi millennial yang sudah bekerja saat ini berada pada level awal. Ia menilai, hal itu membuat millenial memiliki rentang penghasilan dan kebutuhan tersendiri.
"Jadi karena masih awal bekerja, mereka tidak punya kemampuan untuk membeli mobil yang mahal. Dan ingat, kemampuan mencicil yang ideal adalah sepertiga dari penghasilan," ujarnya kepadaCNNIndonesia.com, Jumat (22/9).
Ia merinci, gaji dari lulusan anyar dengan gelar Strata I saat ini berkisar Rp4 juta-Rp6 juta per bulan. Dengan kisaran gaji tersebut, Tejasari mengatakan cicilan yang sesuai adalah di sekitar Rp2 juta per bulan.
"Dengan kisaran penghasilan dan cicilan sebesar itu. Mobil yang paling cocok untuk millenial adalah jenis LCGC [Low Cost Green Car] karena harganya yang masih terjangkau," jelas Tejasari.
Tejasari menambahkan, untuk bisa memboyong LCGC tersebut, generasi millennial bisa melakukan survei terlebih dahulu. Menurutnya, membandingkan mobil yang sesuai dengan kebutuhan dan kocek merupakan tahapan awal yang bijak.
Berdasarkan penulusuranCNNIndonesia.com, salah satu mobil LCGC yang dirilis oleh PT Astra Daihatsu Motor, yaitu New Ayla, bisa ditebus dengan uang muka (down payment/DP) sebesar Rp6,5 juta saja. Sementara angsurannya sebesar Rp2,47 juta per bulan selama lima tahun.
"Nah, kalau sudah tahu besaran DP-nya, maka tinggal mempersiapkan dananya. Kalau misalnya DP cuma Rp6,5 juta, bisa menyisihkan maksimal sepertiga gaji selama sekitar tiga bulan," kata Tejasari.
Di sisi lain, ia juga mengingatkan para millennials agar mengetahui bahwa dengan membeli mobil, selain menambah beban cicilan, juga terdapat biaya perawatan dan pajak tahunan yang harus dibayarkan.
"Beli mobil artinya menambah pengeluaran, seperti bensin, servis, dan lainnya. Biaya pemeliharaan motor dan mobil berbeda, belum lagi biaya parkir. Pajak tahunan juga berbeda," imbuhnya.
Hal itu, lanjutnya, bisa disiasati dengan melakukan penghematan, atau mencari pekerjaan sampingan. Menurutnya, penghematan paling mungkin adalah mengurangi pengeluaran kebutuhan sekunder.
"Itu contohnya seperti mengurangi jalan-jalan, makan-makan, atau biaya internethandphonemisalnya," ucapnya.
Sementara, untuk menambah penghasilan, Tejasari menilai millenials bisa melakukanfreelance, pindah kerja, atau mulai bisnis sampingan hingga menjadi sopir ojekonline.
"Bisnis sampingan banyak, misalnya jadiresellerbaju dan lainnya. Kalau mau jadidriver onlinejuga bisa," ungkapnya.
Pakai Produk Pembiayaan yang Cocok
Senada, CEO PT Astra Credit Company (ACC) Jodjana Jody mengatakan, generasi millennial memang banyak menyasar untuk kredit mobil LCGC. Perusahaan pembiayaan (multifinance) milik Grup Astra ini mengaku profil kredit kendaraan LCGC sedang tumbuh pesat.
"Kalau kelas itu [millenials] pasti sasarannya LCGC. Mobil kelas tersebut dalam tiga tahun terakhir ini tumbuh pesat, hampir mencapai 22 persen dari totalmarket," ungkapnya.
Jody mengatakan, boleh dibilang kehadiran kendaraan jenis LCGC ini berhasil menarik generasi millennial untuk memiliki kendaraan, di tengah pelemahan daya beli. Tanpa kendaraan LCGC, ia menilai tentu pasar otomotif bisa lebih tertekan.
"Untuk besaran pastinya saya enggak pegang. Namun pembeli memang majority dariyoung person. Bisa sekitar 70 persen," jelasnya.
Untuk bisa mencicil kendaraan LCGC, Jody mengimbau generasi millennial mesti menghitung pendapatannya, agar sepertiganya dipakai untuk mengangsur. Perhitungan arus kas (cashflow), dinilai Jody merupakan hal wajib.
"Kalau mereka punya pekerjaan pasti yang pendapatan buat mencicil lebih dari sepertiga, tetapi betul-betul butuh, maka mesti cari paket kredit yang tepat, sepertibaloon payment. Hal itu supaya bisa mencicil secara sehat," jelas Jody.
Balloon paymentadalah skema pembayaran kredit yang dilakukan dengan sistem pembayaran ringan di depan dan pelunasan di belakang. Jika dalam kredit standar biasanya cicilan dibayarkan dalam jumlah yang sama setiap bulan sampai kredit berakhir, makaballoon paymentmemberikan keuntungan di beberapa tahun pertama pembayaran cicilan karena biaya yang dibebankan lebih ringan.