Titik Balik yang Bikin Ronaldo Berevolusi (Lagi)

pada 6 tahun lalu - by

Di awal musim 2017/18, mungkin tidak akan ada yang menyangka jika Cristiano Ronaldo akan tampil semoncer ini. Bisa jadi, kembali, inilah aplikasi dari bagaimana roda kehidupan dalam hidup manusia berputar. Dia sudah melewati titik nadirnya musim ini.

Awal musim 2017/18 menjadi sebuah perjalanan yang memilukan bagi seorang Cristiano Ronaldo. Di ajang Liga Champions, Ronaldo memang selalu aktif mencetak gol. Namun, di ajang La Liga, pemain yang akrab dijuluki CR7 itu justru mengalami paceklik gol. 

Di empat laga awal La Liga, Ronaldo tidak bisa bermain karena hukuman larangan main di lima laga akibat tindakan kasar kepada wasit dalam pertandingan leg kedua pertandingan Piala Super Spanyol menghadapi Barcelona. Hal ini secara otomatis mengurangi kesempatannya untuk mencetak gol bagi Madrid.

Di pekan ke-5, dia mulai bermain untuk Real Madrid. Namun alih-alih memberikan kontribusi, Ronaldo malah mengalami paceklik gol. Sempat mencetak gol pada pekan ke-8, mulai dari pekan ke-9 sampai 12 dia tidak mencetak gol kembali. Inkonsistensi, sejak saat itu, mulai melanda permainan Ronaldo.

Semua tampak sulit. Selain dirinya yang gagal mencetak gol, Real Madrid juga mengalami periode krisis. Kemenangan menjauh, persaingan dengan Barcelona pun semakin sulit. Mereka bahkan sekarang tercecer ke peringkat tiga klasemen sementara La Liga musim 2017/18 akibat dari krisis tersebut. Lebih buruk, mereka bahkan pernah turun ke peringkat keempat.

Namun titik balik itu mulai terjadi pada akhir Januari 2018. Diawali dengan dua gol pada saat Madrid menghancurkan Deportivo La Coruna dengan skor 7-1, gol demi gol kembali hadir dari kaki seorang Ronaldo. Tahu-tahu, dia ajang liga, sepanjang 2018 ini dia sudah menorehkan 18 gol, dengan total gol yang sekarang sudah dia cetak sebanyak 22 gol (selisih tiga gol dari Lionel Messi).

Apa yang membikin Ronaldo, yang awalnya seret gol, tiba-tiba mendadak menggila kembali?

***

Dalam sebuah tulisan di lamanThe Rinder, ada sebuah anaIisis singkat yang menjabarkan faktor sulitnya Ronaldo menjebol gawang lawan di putaran pertama musim 2017/18. Selain karena tendangan-tendangannya yang kerap melesat dari sasaran, ternyata ada hal lebih mendasar yang membikin Ronaldo menjadi sulit mencetak gol: skema Zidane yang sudah terbaca.

"Cara bermain Madrid saat ini tidak terlalu banyak berubah (dibandingkan musim lalu). Tim-tim yang menghadapi Madrid sekarang tahu bagaimana caranya membuat Ronaldo gagal mencetak gol. Tutup ruang di sepertiga akhir, dan jangan biarkan dia mendapat ruang tembak yang enak," ujar kutipan di dalam tulisan di lamanThe Rindertersebut.

Analisis ini, pada akhirnya, memang menjadi nyata di atas lapangan. Lebih dari empat pekan Ronaldo gagal mencetak gol, bahkan paceklik gol sempat dia alami dari pekan ke-9 sampai pekan ke-12, lalu dari pekan ke-17 sampai pekan ke-19. Pemain asal Portugal itu bahkan sampai frustrasi.

 

 

Sampai akhirnya laga melawan Deportivo La Coruna itu datang. Dalam kemenangan 7-1 Madrid tersebut, terlepas dari pertahanan Deportivo yang buruk, Ronaldo bisa mencetak dua gol. Setelah itulah keran Ronaldo mulai terbuka. Laga selanjutnya melawan Valencia, dia kembali mencetak dua gol.

Setelah empat gol dalam dua laga terebut, Ronaldo mulai rajin kembali mencetak gol. Tiga gol lawan Real Sociedad, satu gol lawan Real Betis, dua gol melawan Alaves, Getafe, dan Eibar, serta empat gol lawan Girona, menjadi bukti ketajaman Ronaldo yang mulai kembali. Tahu-tahu, sudah 18 gol yang dia cetak di liga. 

Lalu, apa kunci di balik moncernya penampilan Ronaldo ini?

Secara formasi, memang tidak ada yang berubah dari Madrid. Mereka masih memasang formasi 4-3-1-2, yang bisa berubah menjadi 4-3-3 ketika menyerang. Yang menjadi berubah adalah bagaimana caranya para pemain Madrid memahami keinginan Ronaldo dan menyesuaikan diri dengan permainan sang bintang.

Namun. tidak hanya menyoal para pemain yang mulai menyesuaikan diri dengan Ronaldo saja. Uniknya, Ronaldo mulai sadar bahwa jika dia banyak berdiam di tengah, dia tidak akan mendapatkan ruang untuk berkreasi. Maka, dia tak ragu mulai bergerak ke sayap, membuka ruang untuk dirinya sendiri dan kawan-kawannya.

 

 

Tidak hanya itu saja. Ronaldo juga mulai mampu bekerja sama dengan Karim Benzema. Penyerang asal Prancis itu kerap berkolaborasi dengan Ronaldo, sehingga pemain kelahiran Madeira itu bisa juga mendapatkan ruang dengan mudah di kotak penalti lawan. Hal inilah yang membikin Ronaldo mulai aktif kembali mencetak gol.

Perpaduan antara bola manis dari rekan-rekannya, serta kemauan Ronaldo untuk bergerak lebih rajin dan tidak terpaku pada satu titik, membuat dirinya mampu kembali moncer dalam mencetak gol. Ronaldo, setelah berevolusi dariwingermenjadi penyerang murni, sekarang mulai berevolusi kembali dengan cerdas.

 

 

***

Roda kehidupan pasti berputar. Adagium yang klise, memang. Namun, itu nyata dan kerap terjadi. Roda kehidupan berputar, karena kita sendiri yang mengusahakan agar roda tersebut tidak diam dan terus berputar. Inilah yang dilakukan oleh Ronaldo.

Sadar bahwa dia mulai sulit mencetak gol dan kerap dijaga ketat oleh lawan, dia tidak tinggal diam. Dia mulai berevolusi kembali, menjadi penyerang yang lebih rajin bergerak dan bisa membuka ruang, sehingga ruang bagi dirinya sendiri untuk mencetak gol terbuka secara perlahan.

Kadang, memang dalam hidup, perubahan perlu dilakukan. Namun, perubahan itu memang butuh proses, dan satu titik balik, seperti ketika Ronaldo mencetak gol ke gawang Deportivo La Coruna pada 21 Januari 2018 silam, pada akhirnya menjadi awal dari perubahan ke arah yang lebih baik.