Toilet Berharga Miliaran di Rumah Pinggir Sungai Australia

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Bukan lukisan, patung, monumen, atau bangunan UNESCO, melainkan rumah kayu berwarna biru yang menjadi objek wisata paling populer di kota Perth, Australia.

Rumah bernama Crawley Edge Boat Shed itu berwarna biru itu sebenarnya tak terlalu mencolok. Bahkan warga lokal sering mengabaikannya.

Namun rumah itu sangat populer di Instagram. Saking seringnya dikunjungi turis untuk berfoto, pemerintah Australia Barat sampai harus mengeluarkan dana puluhan juta untuk membangun toilet umum di sekitarnya.


Tak seperti objek wisata populer di Australia Barat lainnya, seperti Elizabeth Quay Bridge, Crawley Edge Boat Shed berada di lokasi yang kurang nyaman dikunjungi.

Rumah ini berada di tengah Swan River dan di pinggir jalanan sibuk Mounts Bay Road.

Jika ingin mengunjungi rumah ini, turis harus memarkirkan kendaraannya di sekitar pemukiman warga lalu melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.


Berjalan kaki di pinggiran jalannya bukan berarti melupakan waspada, karena mobil dan motor terkadang melintas dengan kencang sehingga bisa membahayakan nyawa.

Pada 28 Mei, Dewan Kota Perth melakukan pembicaraan mengenai dampak dari overtourism di Crawley Edge Boat Shed.

"Jumlah kunjungan ke sini semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir, terutama oleh turis yang datang dengan mobil pribadi dan bus wisata," tulis laporan hasil pembicaraan tersebut.

"Sementara itu, fasilitas publik paling dekat berada 2,4 kilometer, tepatnya di Narrows Gardens," lanjut laporan tersebut.

Pembicaraan tersebut juga menyebutkan bahwa restoran Zafferano melontarkan keluhannya terkait semakin banyak turis yang datang hanya untuk buang air.

Beberapa turis yang dilarang masuk juga kadang menghardik pengelola dengan kasar.

Untuk memecahkan masalah ini, Dewan Kota Perth memutuskan membangun toilet bertenaga surya di sekitar Crawley Edge Boat Shed.

Pembangunan toilet itu disebut memakan anggaran hingga AUS$400 ribu (sekitar Rp3,9 miliar). Sementara biaya tahunannya AUS$20 ribu (sekitar Rp198 juta).

 

Berita Terkait