Tokopedia Targetkan Transaksi Rp222 Triliun Sampai Akhir Tahun
(Ilustrasi)
Uzone.id-- Perusahaan e-commerce Tokopedia cukup ambisius dalam menargetkan jumlah transaksi layanannya sampai akhir tahun 2019 ini. Hal ini diutarakan langsung oleh sang CEO, William Tanuwjiaya.
Dalam forum yang digelar oleh Tokopedia belum lama ini, William mengatakan perusahaan menargetkan nilai transaksi dengan jumlah yang cukup tinggi.
“Saat ini kita transaksi sudah di atas US$1 miliar atau sekitar Rp14 triliun. Nilai ini kami perkirakan bisa mencapai Rp222 triliun sampai akhir tahun 2019,” ungkap William.
Dia melanjutkan, “jika tercapai, tandanya Tokopedia telah berkontribusi sekitar 1,5 persen dari PDB Indonesia sepanjang 2019.”
Baca juga:Wow, Pengguna Bulanan Tokopedia Nyaris 2x Lipat Penduduk Sumatra
Angka ini lebih besar dari nilai transaksi Tokopedia yang berhasil dicapai pada 2018, yakni Rp73 triliun.
Lantas bagaimana caranya agar angka Rp222 triliun itu tercapai, mengingat akhir tahun 2019 tersisa sekitar 2,5 bulan lagi?
Dari apa yang diutarakan William, Tokopedia sangat memercayakan akan filosofisnowball effect,di mana selama ini e-commerce berwarna hijau ini menumbuhkan jiwaentrepreneurshipdi kalangan pedagang baru.
Tercatat Tokopedia sampai akhir 2018 telah memiliki 5 jutamerchant, dan kini ada sekitar 6,4 juta merchant per kuartal terkini 2019.
“Pada dasarnya kami sangat konsisten dengancampaign#MulaiAjaDulu yang ternyata benar-benar mendorong banyak orang untuk memulai bisnisnya sedini mungkin tanpa harus banyak mikir,” lanjut William.
Baca juga:CEO Tokopedia: Boyolali Lebih Penting dari Bangkok
Dengan kata lain, William merasa optimis bahwa sampai akhir tahun akan ada banyakmerchantbaru dan toko-toko baru yang hadir di Tokopedia.
“Kami akan terus mendukung calon pedagang baru yang memang mau mencoba buka usaha. Mulai dari trust dan segala pengaruh positifnya akan terus kami rangkul,” kata William.
Sekadar diketahui, kontribusi transaksi masif Tokopedia gak cuma berasal dari Pulau Jawa, tetapi juga dari berbagai daerah, seperti Sulawesi (Rp160 miliar), Aceh (Rp262 miliar), Kalimantan Timur (Rp933 miliar), Bali (Rp822 miliar), serta Sumatra Utara (Rp2,79 triliun).