Toyota Akui China Punya Teknologi Otomotif Lebih Maju dari Jepang

pada 1 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.idSesuai prediksi banyak pihak, kalaupabrikan Jepangterus menerus merasa jumawa dan lengah, cepat atau lambat akan disalip pabrikan China. Bahkan, pabrikan Jepang sekelas Toyota sudah mengakuinya.

Industri otomotif Chinakini menjadi raksasa baru di tengah persaingan dengan produsen otomotif dunia. Terbaru bahkan secara penjualan mobil listrik, BYD sudah bisa mengalahkan Tesla dua tahun berturut.

 

 

Tak hanya mampu menunjukkan diri sebagai kekuatan baru dalam bisnis otomotif dunia namun juga mampu muncul sebagai pembuat mobil yang lebih modern dibandingJepangterlebih dalam hal mobil listrik.

Dikutip daritoyotaofficial.id, Takero Kato, Presiden Pabrik BEV Toyota mengaku terkejut dengan perkembangan manufakur China saat dirinya mengadakan kunjungan bisnis ke sana.

Menurut Kato, produsen kendaraan diChinatak hanya sukses mempelajari teknologi otomotif, melainkan juga mentransformasi manufaktur dengan cepat.

Dia kaget ketika mengetahui mereka menggunakan alat dan mesin produksi yang lebih canggih dari Jepang.

"Untuk pertama kalinya, saya berhadapan langsung dengan daya saing komponen Cina. Di China, mereka tidak hanya belajar dan menerapkan teknologi, melainkan juga mentransformasi manufaktur dengan cepat," ujarnya.

"Melihat peralatan yang belum pernah saya lihat di Jepang dan manufaktur mereka yang canggih, saya dikejutkan rasa krisis - 'Kita dalam masalah!' Pada saat yang sama, saya mulai berpikir bahwa saya ingin menghabiskan sisa karier saya di China," tambahnya.

Di sisi lain,Teslapun harus mengakui keunggulanBYDyang mengalahkan penjualannya. Elon Musk sampai mengatakan kalau BYD memang punya keunggulan ketimbang Tesla.

 

 

"Mereka bekerja paling keras dan mereka juga bekerja paling cerdas," kata Elon dikutip dariInsideev.

Asosiasi Produsen Mobil China (CAAM) mengklaim, negaranya telah mengekspor 4,41 juta kendaraan pada periode Januari-November 2023. Capaian itu meningkat 58 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022. Sementara Jepang hanya 3,99 juta unit.