Tradisi Mendulang Emas di Nagari Sisawah

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Masyarakat di Nagari Sisawah, Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, punya tradisi turun-temurun.

Tradisi itu adalah turun ke Sungai Batang Sumpur Lubuk Tasapik, bukan sekadar untuk mandi, melainkan yang lebih utama yaitu mendulang emas.

Warga Nagari Sisawah ---yang berjarak dua jam perjalanan dari Kota Sijunjung, mulai dari anak-anak hingga orang tua, sering mencari emas di sungai tersebut secara tradisional dengan cra mendulang.

Alat dulangnya terbuat dari kayu berbentuk bulat dan biasanya disebut "jae". Selain itu, ada sekop untuk mengeruk pasir atau batok kelapa yang dipotong agar bisa mengambil pasir dari sudut tersempit.

Saban hari, rata-rata mereka mendapatkan dua hingga tiga buncis emas. Buncis merupakan satuan berat untuk butir-butiran kecil yang didapat dari mendulang. Per buncis harganya Rp 43 ribu. Jika mendapatkan 2,5 buncis emas, itu setara dengan satu gram emas murni.

Meskipun kecil, hasil itu cukup untuk kebutuhan sehari-hari para warga yang mayoritas berprofesi sebagai petani. Mereka mendulang secara tradisional agar sungai jernih tersebut tetap terjaga dan bisa menghidupi keluarganya secara turun-temurun.

Foto dan Teks: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra