Trik Mitsubishi Agar Xpander Tetap jadi Mobil Terlaris di Indonesia

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Fenomena boomingnya Mitsubishi Xpander mau sampai kapan sih? Semua ada naik turun dan fasenya. Cepat atau lambat, popularitas Xpander akan meredup juga.

Hal itu yang terus jadi fokus Mitsubishi, bagaimana caranya agar jagoan barunya ini tetap menjadi tulang punggung utama bisnis mereka di Indonesia.

Setelah berhasil menjungkirkan Toyota Avanza, Mitsubishi masih belum puas juga untuk memantapkan posisi Xpander di pasar mobil Tanah Air.

Segmen fleet, alias pembeli korporasi, yang biasanya belinya 'grosiran' pun mulai diincar dan Mitsubishi juga mengaku akan coba fokus juga disitu.

"Fleet memang menjadi sasaran kami, karena porsinya cukup besar sekitar 20 sampai 30 persen," kata Head of Sales and Marketing Region 1 Department MMKSI, Budi Daulay.

Budi mengaku, tidak akan membedakan mana Xpander untuk perseorangan dan mana yang untuk pasar grosiran itu. Semuanya sudah tersaji dari banyak pilihan varian tipe Xpander.

"Fleet konsumen itu varian paling banyak GLX MT dan GLS MT, ada juga tipe Ultimate dan Exceed. Kami targetnya bisa 10 sampai 15 persen, karena kami baru mulai jalan untuk fleet," tambahnya.

Selama pameran GIIAS tahun ini, Mitsubishi mengaku sudah menerima pesanan dari tiga perusahaan untuk menjadikan Xpander sebagai kendaraan operasional. Varian yang dipilih adalah GLS MT.

"Fleet Xpander kebanyakan di Jawa. Perusahan ada beberapa yang sudah membeli Xpander, bergerak di bidang perbankan, bidang kesehatan. Perusahaan rental besar juga mengambil unit kami," tutupnya.

Menggiurkannya volume pasar fleet, setidaknya bisa membantu menjaga performa penjualan rata-rata Xpander secara keseluruhan.

Langkah ini dianggap lebih aman, ketimbang Mitsubishi mengambil langkah dengan menjadikan Xpander sebagai taksi. Sampai saat ini, Mitsubishi mengaku gak tertarik dengan segmen taksi.

Sementara pada segmen fleet, secara tampilan dan citra dari Xpander tidak akan berubah, karena tampilan mobil gak harus pakai 'seragam' layaknya sebuah taksi.