Trump Tantang New York Times Ungkap Pembocor Upaya Makar

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Donald Trump menantangThe New York Timesuntuk mengungkap identitas seseorang yang mengaku sebagai pejabat senior Gedung Putih penulis editorial terbuka mengenai upaya penggulingan sang Presiden Amerika Serikat.

"Apakah para 'jurnalis' investigasi The New York Times akan menginvestigasi diri sendiri - siapa penulis surat anonim itu?" kata Trump melalui akun Twitter pribadinya, Kamis (6/9).

The New York Timessendiri mengakui bahwa mempublikasikan editorial anonim memang "keputusan yang sangat jarang" mereka ambil.

Namun, mereka menolak mengungkap identitas penulis tersebut karena dapat membahayakan jabatan orang itu.

Penulis anonim itu menggegerkan AS ketika tulisannya dimuat di The New York Times pada Rabu. Dalam tulisan itu, ia membeberkan segala keburukan perilaku Trump yang membuat para pejabat Gedung Putih jengah.

Pejabat anonim itu pun menyebut para staf Gedung Putih kerap bersekongkol untuk menggagalkan agenda dan melemahkan kewenangan Trump, yang dianggap labil dan amoral sebagai pemimpin.

"Ada banyak pejabat senior di dalam kabinetnya sendiri yang bekerja dengan giat untuk menggagalkan sejumlah agendanya dan keinginan terburuknya," tulisnya.

Ia bahkan mengatakan bahwa sejumlah pejabat sudah mencari celah untuk menerapkan Amandemen ke-25 Konstitusi AS yang memungkinkan penggulingan seorang presiden jika dianggap "tak dapat menjalankan kewenangan dan tugasnya dalam pemerintahan."

Tak lama setelah editorial terbuka ini dirilis, Trump berkicau, "Makar?"

Sehari setelahnya, Trump menghadiri kampanye Partai Republik di Montana, di mana ia kembali mempertanyakan identitas penulis anonim itu.

"Tak ada yang tahu siapa dia. Pejabat negara tak teridentifikasi yang mengkhianati para pemilih untuk memaksakan agenda rahasia mereka benar-benar merupakan ancaman bagi demokrasi itu sendiri," ucap Trump.

Sementara itu, rumor terus bergulir di jejaring sosial, memperkirakan sosok di balik tulisan kontroversial tersebut.

Wakil Presiden, Mike Pence; Menteri Luar Negeri, Mike Pompeo; Menteri Pertahanan, Jim Mattis; dan Direktur Intelijen Nasional, Dan Coats; berada di daftar teratas nama yang kerap diprediksi sebagai sosok tersebut.

Melalui pernyataan tertulis, keempat pejabat itu membantah keras segala tudingan yang diarahkan ke mereka.

Ibu Negara, Melania Trump, pun buka suara dengan berkata, "Kepada penulis editorial terbuka itu -- Anda tidak melindungi negara ini. Anda menyabotase dengan tindakan pengecut Anda."

Berita Terkait