Twitter Siap Blokir Konten yang Asal Sebar Foto dan Video Tanpa Izin
Uzone.id-- Di tengah kabar pergantian pucuk pimpinan perusahaan usai Jack Dorsey mengundurkan diri, Twitter mengumumkan soal perluasan kebijakan privasi di dalam layanan mikroblognya itu.
Kebijakan informasi privasi Twitter yang baru ini menekankan soal aktivitas menyebarkan media pribadi, seperti foto dan video tanpa izin dari yang bersangkutan secara langsung.
“Membagikan media pribadi, seperti foto atau video, dapat berpotensi melanggar privasi orang dan menyebabkan kerusakan emosional dan fisik,” tulis pihak Twitter di blog perusahaan.
Twitter melanjutkan, “penyalahgunaan media pribadi dapat mempengaruhi semua orang, namun memiliki efek tidak proporsional terhadap perempuan, aktivis, pembangkang, dan anggota komunitas minoritas. Ketika kami menerima laporan ada cuitan berisi media pribadi tanpa izin, kami akan mengambil tindakan sesuai dengan kebijakan kami.”
Baca juga:Isi Surat Jack Dorsey Saat Tinggalkan Twitter
Di dalam kebijakan Twitter yang sudah ada, mempublikasikan informasi pribadi orang lain seperti nomor telepon, alamat, nomor identitas, hingga mengancam akan mengekspos informasi pribadi atau memberi imbalan ke orang lain untuk melakukan hal ini memang sudah jelas dilarang di dalam platformnya.
Nah, terkait kebijakan barunya yang menemukan ada konten foto atau video yang diunggah orang lain tanpa izin yang bersangkutan, Twitter siap memblokirnya.
“Kami akan menghapusnya,” tulis Twitter.
Meski begitu, Twitter tetap memiliki kondisi tertentu di dalam kebijakannya, bahwa hal ini tidak berlaku terhadap konten yang “berisi figur publik atau individu ketika media dan teks cuitan yang menyertainya dibagikan untuk kepentingan publik atau menambah nilai pada wacana publik.”
Baca juga:Bos Twitter yang Tinggalkan Twitter, Ujung-ujungnya Bitcoin?
Twitter memberi contoh, jika ada pemilik akun membagikan konten foto atau video orang lain untuk membantu seseorang dalam situasi krisis, perusahaan akan mencoba mengkaji konteks dari konten yang dibagikan tersebut.
“Di beberapa kasus, kami mungkin saja memperbolehkan foto atau video tetap berada di platform,” ungkap Twitter. “Contohnya, kami akan mempertimbangkan apakah foto yang tersedia secara publik atau sedang diliput oleh media besar (koran, stasiun TV, situs berita online), atau jika gambar tertentu yang ditemani oleh teks cuitan dapat menambah nilai wacana publik, dibagikan untuk kepentingan publik, hingga konten yang relevan dengan komunitas.”
Sebelumnya, Twitter sempat mengumumkan bahwa perusahaan sedang menjalankan uji coba yang dapat memungkinkan penggunanya di Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Australia melaporkan cuitan sesat. Namun, fitur ini belum diumumkan secara terbuka.